PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

Definisi Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas menurut Kartikahadi, dkk. (2019:1) adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan  mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang perusahaan mengandung manfaat ekonomi.

Penyajian liabilitas dalam laporan keuangan (PSAK 1) dibedakan menjadi dua yaitu: liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.

Liabilitas jangka pendek menurut Sukrisno (2019:16) adalah liabilitas perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu sikluas operasi normal perusahaan, biasanya menggunakan aset lancar perusahaan.

  • Utang usaha (account payable)
  • Pinjaman dari Bank (short term loan)
  • Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun
  • Utang pajak
  • Biaya yang masih harus dibayar
  • Voucher payable
  • Utang dividen
  • Pendapatan yang diterima dimuka
  • Uang muka penjualan
  • Utang pemegang saham
  • Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang
  • Utang bunga
  • Utang perusahaan afiliasi

Liabilitas jangka panjang menurut Sukrisno (2019:46) adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun.

Jenis-jenis Liabilitas Jangka Panjang

  • Utang Jangka Panjang atau Kredit Investasi

Utang jangka panjang merupakan pinjaman perusahaan yang berasal dari bank  atau lembaga lain dengan waktu peminjaman lebih dari satu periode akuntansi. Ketika pinjaman atau kredit dengan sumber dari luar negeri disebut off shore loan. 

Tingkat bunga offshore loan lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman dalam negeri, yaitu 1% atau 2% diatas LIBOR atau SIBOR. Dalam memperkecil risiko perusahaan melakukan SWAP dengan bank devisa dengan membayar premi tertentu. SWAP merupakan kontrak antara perusahaan dengan bank devisa untuk membeli sejumlah mata uang asing dengan kurs tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dimana perusahaan harus membayar premi. Tingkat bunga kredit investasi biasanya lebih rendah dari tingkat bunga kredit modal kerja.  hal ini disebabkan karena jumlah kredit investasi jauh lebih besar dari kredit modal kerja, kredit digunakan untuk pembelian aset tetap, perluasan usaha, jangka waktu yang lama dan pemberian grace period (tenggang waktu).

  • Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Selain perusahaan dapat mempunyai utang kepada karyawan berupa utang gaji dan liabilitas jangka pendek, perusahaan juga dapat mempunyai utang kepada mantan karyawannya yang sudah abis masa kontrak atau pensiun berupa liabilitas imbalan pasca kerja. Liabilitas imbalan pasca kerja termasuk kedalam liabilitas jangka panjang karena pembayarannya akan dibayar dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan atau ketika karyawan tersebut pensiun. 

  • Utang leasing (Utang sewa guna) 

Utang leasing adalah utang yang dilakukan untuk pembelian aset (dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) biasanya dicicil dalam jangka panjang.

Perusahaan memiliki alternatif lain selain membeli suatu aset yang diperlukan atau sebagai investasi perusahaan, yaitu dengan menyewa aset tersebut. setelah perusahaan memilih barang atau aset yang akan digunakan sebagai investasi, perusahaan akan membuat kontrak pinjaman pada perusahaan leasing dan membayar biaya barang tersebut. Sewa terdiri dari dua jenis yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Dalam sewa pembiayaan penyewa mengakui sewa ini kedalam aset sewa dan utang sewa sebagai liabilitas perusahaan. Utang sewa yang dimaksud biasanya akan dibayarkan dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan. Oleh karena itu dalam laporan keuangan utang sewa diklasifikasikan kedalam liabilitas jangka panjang.

  • Liabilitas pajak tangguhan

Liabilitas pajak tangguhan diakui jika laba akuntansi lebih besar dari pada laba yang dihitung oleh pajak.

  • Utang obligasi (Bond Payable)

Utang obligasi adalah pinjaman perusahaan yang diperoleh dengan melakukan penjualan obligasi, baik di dalam negeri atau di luar negeri dengan waktu lebih dari satu periode.

Jenis-jenis obligasi: 

    • Jenis Obligas berdasarkan Penerbit
      • Obligasi Pemerintah

        Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan negara dan sah secara hukum serta dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya.

        Surat utang ini memiliki risiko yang rendah dan lebih aman dari risiko gagal bayar. Di Indonesia, obligasi jenis ini biasanya diterbitkan setiap 1 tahun sekali. Beberapa jenis obligasi ini diantaranya Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Surat utang dengan nama depan sukuk berarti surat utang yang berbasis syariah.

      • Obligasi Korporasi

        Obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh BUMN atau perusahaan swasta. Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo dalam waktu yang cenderung pendek, minimal satu tahun. Obligasi jenis ini memiliki risiko lebih tinggi dibanding dengan obligasi pemerintah.

      • Obligasi Pemerintah Daerah

        Obligasi pemerintah daerah adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dengan tujuan adalah membantu pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan.

    • Jenis Obligasi berdasarkan Pembayaran Bunga atau Kupon
      • Obligasi Kupon (Coupon bonds)

        Obligasi kupon adalah surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada pihak investornya. Kupon di sini berisikan nominal tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.

      • Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bonds)
        Obligasi tanpa bunga adalah surat utang yang tidak ada bunga atau tidak memberikan kupon secara berkala. Investor yang membeli obligasi ini mendapat keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan nilai yang tampak saat surat utang diperdagangkan.

      • Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)
        Obligasi kupon tetap adalah surat utang yang menawarkan tingkat suku bunga tetap kepada investornya hingga jatuh tempo surat utang tersebut. Artinya, investor sudah bisa memastikan imbal hasil yang bakal diterima.

      • Obligasi Kupon Mengambang (Floating Coupon Bonds)
        Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya tergantung dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.

    • Jenis-jenis investasi berdasarkan syariah

Obligasi syariah (sukuk) menurut Dewan Syariah Nasional pada tahun 2002 merupakan surat-surat berharga jangka panjang yang memiliki prinsip syariah di dalamnya. Jenis-jenis obligasi berdasarkan syariah ini di antaranya adalah sukuk mudharabah dan sukuk ijarah.

      • Obligasi syariah sukuk mudharabah

        Obligasi syariah sukuk mudharabah merupakan jenis-jenis obligasi yang menerapkan akad mudharabah dalam persetujuannya. Akad mudharabah adalah bentuk kerja sama antara investor dan penerbit obligasi, di mana investor memberikan modal penuh untuk pihak penerbit obligasi kelola demi meningkatkan pendapatan atas investasi tersebut. Nantinya, pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari modal yang diberikan setelah mengetahui pendapatan dari pihak penerbit obligasi sesuai dengan tempo yang ditentukan.

      • Obligasi syariah sukuk ijarah

Sedangkan obligasi syariah sukuk ijarah menggunakan akad ijarah yang berarti akad sewa. Jenis obligasi syariah ini cukup identik dengan obligasi berbasis kupon. Nantinya investor akan mendapatkan keuntungan berdasarkan ijarah yang bisa disepakati pada awal penerbitan obligasi. Nantinya ijarah atau keuntungan tersebut memiliki sifat yang tetap setelah disetujui oleh pihak investor maupun pihak penerbit obligasi syariah.

    • Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan
      • Secured bonds

        Secured bonds adalah obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik penerbit atau bisa juga dijaminkan pihak ketiga. Nantinya, dana penjualan obligasi akan digunakan untuk membeli aset tertentu lalu aset dipinjamkan ke perusahaan. Jenis obligasi ini dibagi menjadi tiga: 1) mortgage bonds (surat utang dengan jaminan berupa gedung atau bangunan), 2) Collateral trust bonds (surat utang yang dijaminkan dengan saham atau obligasi milik penerbit), 3) Equipment trust certificate (surat utang yang digunakan untuk mendanai berbagai aset, seperti pesawat, gerbong kereta, atau truk).

      • Unsecured bonds (debenture bonds)

        Unsecured bonds adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan menggunakan kekayaan milik penerbit. Obligasi jenis ini dibagi menjadi tiga: 1) Debentures (Surat utang yang hanya diterbitkan perusahaan yang sudah terpercaya), 2) Subordinated debentures (Obligasi ini tidak akan dibayar jika obligasi yang lebih senior dibayarkan), dan 3) Income bonds (Surat utang diterbitkan yang mana perusahaan membayar bunga ketika memperoleh laba. Obligasi ini biasa untuk mereorganisasi perusahaan yang dianggap kurang berhasil).

    • Jenis Obligasi Berdasarkan Hak Penukaran
      • Obligasi Konversi

Obligasi konversi adalah surat utang yang memungkinkan pemegang surat utang untuk mengkonversinya menjadi saham perusahaan penerbit obligasi dengan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya. Obligasi ini merupakan obligasi yang biasanya mempunyai tingkat kupon rendah karena investor dianggap telah diberi kemudahan untuk mengubah surat utangnya menjadi surat kepemilikan alias saham.

      • Obligasi Tukar
        Obligasi tukar hampir mirip dengan obligasi konversi. Bedanya, dalam obligasi tukar pemegang surat utang bisa mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbitnya. Misalnya, saham milik anak ataupun induk perusahaan.
      • Obligasi Opsi Beli
        Selanjutnya ada obligasi opsi beli. Ini adalah surat utang yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membelinya kembali dari tangan investor sesuai harga yang disepakati. Artinya, investor bisa menawarkan harga lebih tinggi dari kupon yang dijanjikan pada saat pembelian obligasi tersebut.
      • Putable bonds
        Obligasi ini lebih tegas dalam kewajiban membeli kembali obligasi dari tangan investor. Pada putable bonds, investor punya hak untuk mengharuskan penerbit obligasi untuk membeli kembali surat utangny
    • Beberapa jenis obligasi lainnya antara lain:

      Term and Serial Bonds. Term bonds adalah obligasi yang jatuh tempo pada suatu waktu di masa depan yang spesifik. Serial bonds adalah obligasi yang jatuh tempo dan dibayar secara cicilan.

      Registered and Bearer Bonds. Registered bonds adalah obligasi yang diterbitkan dengan menggunakan nama pemiliknya. Bearer bonds adalah obligasi yang tidak didaftarkan, pemegang bearer bonds harus menggunakan kupon untuk menerima pembayaran bunga.

      Convertible and Callable Bonds. Convertible bonds adalah obligasi yang dapat diubah menjadi saham biasa. Callable bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan yang dapat ditarik dalam jumlah tertentu sebelum jatuh tempo.

  • Wesel bayar (Promissory Notes/Pronotes)

Wesel bayar yang masuk utang jangka panjang adalah wesel bayar yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu periode.  

  • Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk atau afiliasi

Hutang kepada induk atau afiliasi biasanya diberikan ketika anak perusahaan yang baru peroperasi atau anak perusahaan yang membutuhkan dana baik dengan bunga atau tanpa bunga.

  • Utang subordinasi

Utang subordinasi adalah utang utang dari pemegang saham, atau induk perusahaan yang memiliki bersifat diantaranya tidak ada bunga, dibayar ketika perusahaan memiliki kemampuan membayar, bisa dialihkan ke dalam setoran modal. Subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat sebagai berikut (Kartikahadi, dkk. 2019:16):

    • Ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman
    • Ada persetujuan terlebih dahulu dari bank Indonesia; dalam hubungan ini pada saat bank mengajukan permohonan, bank harus menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tersebut
    • Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh 
    • Minimum berjangka waktu 5 tahun
    • Apabila pelunasan dilakukan sebelum jatuh tempo harus ada persetujuan dari BI bahwa dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat
    • Apabila terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada
      Contoh dari pinjaman subordinasi adalah obligasi subordinasi
      Obligasi subrodinasi disebut sebagai junior security adalah obligasi yang memiliki peringkat paling rendah dibandingkan liabilitas lainnya (ke publik). pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan paling awal yang disebut obligasi senior. setelah obligasi ini dilunasi maka pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. pembayaran obligasi subordinasi atau junior security tidak akan dilakukan sampai pembayaran obligasi senior telah dibayarkan seluruhnya. begitu pula pada kondisi kepailitan obligasi subordinasi akan diselesaikan setelah seluruh pinjaman perusahaan sudah dibayarkan. oleh karena risikonya lebih tinggi maka obligasi sebordinasi ini biasanya memiliki peringkat kredit lebih rendah dari pada obligasi senior. Contoh utama dari obligasi subrodinasi ini dapat ditemukan pada obligasi yang diterbitkan oleh perbankan dan pada efek beragun aset (Kartikahadi, dkk. 2019:16). 
  • Bridging loan

Bridging loan adalah pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang diperlukan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari bunga pasar dan bisa short term loan dan long term loan. 

Tujuan Pemeriksaan Liabiltias Jangka Panjang

  • Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang

IC yang baik atas liabilitas jangka panjang antara lain:

    • Perolehan liabilitas jangka panjang harus mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang (seperti Dewan Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanya dalam bentuk notulen rapat.
    • Liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing di cover dengan swap, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi depresiasi nilai rupiah ataupun devaluasi.
    • Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan biro administrasi efek (independent trustee) untuk: 1) mengadministrasikan obligasi yang beredar, 2) mengurus pembayaran bunga obligasi, 3) mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo
  • Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya per  neraca dan di otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
  • Liabilitas jangka panjang yang tercantum dalam neraca betul-betul merupakan kewajiban perusahaan. 
  • Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah diidentifikasi
  • Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
  • Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortiasai dari premiun atau diskon obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
  • Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) benar-benar terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
  • Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default“. Bank default artinya pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang tercantum dalam perjanjian kredit. Misalnya: tidak boleh mengganti manajer kunci tanpa seizin bank, current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.
  • Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancar.
  • Liabilitas jangka panjang berikut diskon, premium dan bunga yang timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk CaLK, sesuai dengan SAK. Misalnya plafon kredit, tingkat bunga, jaminan, jenis leasing, jenis obligasi, nilai obligasi, jatuh tempo, dsb.

Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang

  • Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang. Contoh ICQ Jangka Panjang.
  • Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut diskon, premium dan bunga selama periode yang diperiksa.
  • Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafon kredit, saldo per tanggal neraca, tinggal bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit. Contoh Konfirmasi Utang Jangka Panjang.
  • Minta salinan/copy perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang
  • Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham, yang biasanya diberikan melalui notulen rapat.
  • Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga, dan amortisasi, diskon/premium dari obligasi. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi diskon/premium obligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi. Diskon/premium yang belum di amortisasi harus dilaporkan pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi
  • Periksa apakah  ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang di perpanjang (di-renewed) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar. selain itu harus diperhatikan juga apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang benar-benar telah (dilunasi) setelah tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo. Maksudnya untuk mengetahui apakah liabilitas jangka panjang tersebut harus di reklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek atau tidak
  • Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
  • Seandainya ada utang leasing (sewa), periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa (PSAK 30 revisi 25 tentang sewa).
  • Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus di reklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.
  • Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus di bayar kembali dalam mata uang asing, periksa apakah pertanggal neraca sudah di konversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi telah dibebankan/dikreditkan ke dalam laporan laba rugi.
  • Lakukan penelaahan analitis terhadap liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan biaya bunga
  • tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di neraca dan di CaLK dilakukan sudah sesuai dengan SAK

 

CONTOH TOP SCHEDULE DAN SUPPORTING SCHEDULE


Daftar Pustaka

Jenis-Jenis Obligasi

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/investasi/kenali-jenis-jenis-obligasi-sebelum-mulai-berinvestasi

https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20221010153312-72-378559/apa-itu-obligasi-pengertian-jenis-dan-bedanya-dengan-saham

Agoes, S.  2018. Auditing-Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (Buku 1 ed. 5)Jakarta: Salemba Empat.

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*