Kebijakan moneter kuantitatif dan kualitatif dalam kegiatan ekonomi

Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter (monetary policy) adalah penentuan tingkat uang beredar oleh pembuat kebijakan di bank sentral. Bank sentral adalah suatu lembaga yang khusus dirancang untuk mengawasi sistem perbankan dan mengatur kuantitas uang dalam perekonomian yang bersangkutan (Mankiw, 2003:154-155).
Bank sentral suatu lembaga keuangan yang umumnya dimiliki pemerintah yang diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi (Sukirno, 2016:183).
Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral menempuh kebijakan monetary expansive (moneter ekspansif). Sebaliknya jika jumlah uang dikurangi maka bank sentral bermaksud untuk menempuh kebijakan monetary cotractive (moneter kontraktif). Wewenang Bank sentral (Bank Indonesia) dalam melaksanakan kebijakan moneter antara lain:
a.      Menetapkan sasaran moneter atas dasar laju inflasi yang ditetapkan
b.      Melakukan pengendalian moneter dengan cara:
(1)   Melakukan operasi pasar terbuka
(2)  Menetapkan tingkat diskonto (suku bunga)
(3)  Menetapkan cadangan wajib minimum
(4)  Mengatur kredit dan pembiayaan

Tujuan Kebijakan Moneter

1.    Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
2.   Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam negeri maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
3.   Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral.
4.   Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).
 
Jenis-Jenis Kebijakan moneter
1.    Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan monter kauntitatif yaitu langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian. Misalnya dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian. Oleh karena itu pengeluaran perlu dikurangi melalui pnegurangan penawaran dan kenaikan suku bunga. Perubahan itu akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga terjadi keseimbangan diantara pengeluaran ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:
1)    Operasi pasar terbuka
Operasi pasar terbuka merupakan langkah bank sentral membuat perubahan-perubahan keatas jumlah penawaran uang dengan melakukan jual beli surat-surat berharga. Saat perekonomian menghadapi masalah resesi, penawaran uang perlu ditambah, bank sentral akan melakukan pembelian surat-surat berharga, dengan demikian cadangan uang bank perdagangan akan bertambah karena pembelian oleh bank sentral.  Dengan bertambahnya cadangan bank perdagangan maka akan menambah jumlah pinjaman. Pinjaman ini akan diinvestasikan dan akan menambah kegiatan ekonomi. Sebaliknya saat terjadi inflasi bank sentral akan mengurangi penawaran uang dengan menjual surat-surat berharga.
Syarat operasi pasar terbuka sukses dan memberikan efek yang diharapkan antara lain:
a.         Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan.
b.        Dalam ekonomi yang telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat diperjual belikan.
2)    Mengubah  suku bunga dan suku diskonto
Di dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh bank sentral yaitu: memberikan pinjaman dan membeli surat-surat berharga yang dimiliki bank perdagangan yang memerlukan bantuan (mendiskontokan surat-surat berharga). Dalam memberikan pinjaman bank sentral akan menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan atas pinjaman yang diterima. Bank sentral juga menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral ini digunakan untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam keadaan ekonomi dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, bank sentral dapat mempertinggi dengan menurunkan suku diskonto. Sehingga biaya yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan lebih murah. Ini akan menggalakkan bank-bank perdagangan memberikan pinjaman sehingga akan menambah investasi dan mempertinggi kegiatan ekonomi.
3)   Mengubah tingkat cadangan minimum
Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bank-bank perdagangan, di dalam mempengaruhi penawaran uang, langkah efektif bank sentral adalah dengan mengubah tingkat cadangan minimum.
Apabila kondisi perekonomian terjadi inflasi, maka bank sentral dapat menaikkan cadangan kas minimumnya sehingga uang yang beredar dapat dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian sedang lesu, maka pemerintah dapat menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga uang yang beredar bertambah karena banyaknya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat.
Akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank semakin bertambah.
Misalnya Bank Indonesia menetapkan cadangan wajib minimum yang harus ditaati oleh bank umum sebesar 20%, dan bank umum memiliki alat likuid sebesar Rp 100 miliar, maka jumlah uang yang beredar dapat dihitung sebagai berikut. Maka cadangan minimum=20%x100 milyar= Rp 20.000.000.000. sehingga jumlah uang yang beredar atau jumlah uang yang dipinjamkan sebesar Rp 80.000.000.000.
 
2.  Kebijakan moneter kualitatif
Kebijakan moneter kualitatif, yaitu langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Kebijakan moneter kualitatif dibagi menjadi 2 yaitu:

        1) Pengawalan pinjaman secara terpilih

Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman terpilih adalah untuk memastikan bahwa bank-bank perdagangan memberikan pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-investasi yang sesuai dengan keinginan pemerintah. Contoh langkah-langkah bank sentral untuk mengendalikan pinjaman antara lain:

  • Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan memberikan pinjaman kepada pembeli-pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.
  • Menggalakkan pemberian pinjaman kepada pedagan-pedangan kecil.
  • Memberikan syarat yang leibh ringan untuk pinjaman kepada pedagang kecil dan industri rumah tangga.
  • Pinjaman bank perdagangan kepada para konsumen.
  • Pinjaman untuk membeli saham-saham di pasaran modal
       2) Pembujukan moral

         Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu. Melalui pembujukkan moral bank sentral dapat meminta bank-bank perdagangan untuk mengurangi atau menambah keseluruhan jumlah pinjaman, atau mengurangi atau menambah pinjaman ke sektor-sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan ke atas suku bunga yang mereka tetapkan ke atas pinjaman yang mereka berikan.

 
Mankiw, N. G. (2003). Pengantar Ekonomi (Edisi kedua) Jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukirno, S. (2016). MakroEkonomi Teori Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.
 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*