AKUNTANSI ENTITAS MANUFAKTUR METODE PENCATATAN PERSEDIAAN PERIODIK

Pencatatan Transaksi

Proses akuntansi di perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan jasa maupun dagang. dari bukti transaksi, jurnal, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan keuangan, jurnal penutup. Metode pencatatan persediaan juga tidak jauh berbeda dengan perusahaan dagang dimana terdiri dari dua metode yaitu metode periodik (physical) dan metode perpetual.

Pencatatan Transaksi Metode Periodik

  • Pembelian Bahan Baku

Pembelian bahan baku dan bahan penolong dicatat pada akun pembelian bahan. Penentuan biaya bahan baku dan bahan penolong dilakukan di setiap akhir periode dengan menentukan jumlah persediaan akhir melalui perhitungan fisik.

Bukti / dokumen yang berkaitan dengan pembelian bahan baku yaitu:

    • Surat Permintaan Pembelian (SPP)/Permintaan Pembelian
    • Purchase order/pesanan pembelian
    • Surat jalan
    • Laporan penerimaan barang

Pihak yang berkaitan dengan pembelian bahan baku yaitu:

    • Gudang
    • Purchasing/pembelian
    • PPIC (Production, Planning and Inventory Control)

Contoh: Tanggal 2 Desember 2018, membeli bahan baku secara tunai sebesar Rp8.500.000.

Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:

Pembelian bahan          Rp8.500.000

Kas                                         Rp 8.500.000

(Pembelian bahan baku dan bahan penolong secara tunai)

Contoh: Tanggal 6 Desember 2018, membeli bahan baku secara kredit sebesar Rp12.500.000.

Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:

Pembelian bahan           Rp12.500.000

Utang  usaha                            Rp12.500.000

(Pembelian bahan baku dan bahan penolong secara kredit)

  • Penggunaan Bahan Baku

Penggunaan bahan baku selama proses produksi tidak dicatat setiap saat, namun ditentukan pada akhir periode melalui perhitungan fisik.

Contoh: Tanggal 10 Desember 2018, bagian produksi mengambil bahan baku dari gudang sebesar baku sebesar Rp1.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp500.000.

Untuk transaksi diatas tidak perlu dilakukan pencatatan/jurnal karena jumlahnya akan diketahui apa akhir periode melalui perhitungan fisik.

  • Pencatatan Tenaga Kerja

Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Dokumen dalam penggajian/pengupahan minimal terdiri dari: Pencatatan waktu kerja, Pembuatan daftar gaji dan upah, dan Pembayaran gaji dan upah.

Metode periodik, biaya tenaga kerja langsung dicatat ke akun biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan unsur dari overhead pabrik maka akan dicatat sebagai biaya overhead pabrik.

Contoh Bukti Kas Keluar 

Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja:

    • Pengakuan Gaji dan Upah
    • Rekapitulasi gaji dan upah bulan Desember 2020 sebesar Rp 8.000.000. Maka jurnal untuk mencatat pengakuan gaji dan upah sebagai berikut:

Beban Gaji dan upah                       Rp8.000.000

Utang beban (utang Gaji dan upah)            Rp8.000.000

(Pencatatan gaji dan upah yang terutang)

    • Pembayaran Gaji dan Upah

Setelah dilakukan rekapitulasi gaji dan upah maka selanjutnya dilakukan pembayaran

Utang beban (utang Gaji dan upah)  Rp8.000.000

 Kas                                                          Rp8.000.000

(Pembayaran gaji dan upah yang terutang)

    • Distribusi Gaji dan Upah

Setelah diakui maka langkah selanjutnya adalah didistribusikan sesuai dengan kelompok biaya. Berdasarkan total rekap gaji Rp8.000.000 terdiri dari 70% tenaga kerja langsung, 15% tenaga kerja tidak langsung, 10% bagian pemasaran dan 5% bagian administrasi. Maka jurnal yang dibuat:

Biaya tenaga kerja langsung        Rp5.600.000
Biaya overhead pabrik                  Rp1.200.000
Beban Gaji Admnistrasi                   Rp400.000
Beban Gaji Penjualan                       Rp800.000

Beban Gaji dan upah        Rp 8.000.000

(pendistribusian gaji dan upah)

  • Pencatatan Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. BOP terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, air pabrik,  biaya penyusutan dan lain-lain.

Pada sistem periodik, biaya overhead pabrik yang dibebankan dalam proses produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi bukan berdasarkan BOP dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

Contoh: Pembayaran biaya listrik pabrik Rp250.000, biaya air pabrik Rp150.000. Jurnal untuk mencatat transaksi diatas:

Beban listrik pabrik             Rp250.000
Beban air  pabrik                  Rp150.000

Kas                                             Rp400.000

(Pembayaran biaya listrik dan air pabrik)

Junral untuk pengalokasian biaya listrik dan air pabrik ke biaya overhead pabrik sbb:

Biaya overhead pabrik (BOP)  Rp400.000

Beban listrik pabrik                               Rp250.000
Beban air  pabrik                                   Rp150.000

(biaya overhead pabrik sesungguhnya)

  • Pencatatan Barang Dalam Proses

Pada entitas manufaktur terdapat akun persediaan dalam proses, akun ini digunakan untuk mencatat harga pokok untuk unit barang yang belum selesai (100%) pada akhir periode. Pada metode periodik untuk mencatat akun barang dalam proses digunakan untuk mencatat persediaan awal dan akhir.

Tanggal 25 Desember 2020 produk yang belum selesai dan telah menyerap biaya diantaranya penyerapan bahan baku sebesar Rp2.500.000, biaya tenaga kerja langsung Rp3.000.000, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp3.500.000.

Dalam kasus diatas tidak dilakukan pencatatan persediaan barang dalam proses dikarenakan metode periodik hanya melakukan pencatatan barang dalam proses diakhir periode atau awal periode.

  • Pencatatan Penjualan Barang Jadi

Akun persediaan barang jadi digunakan untuk mencatat harga pokok barang jadi yang belum terjual sampai akhir periode.

Contoh: 25 Desember 2018 barang jadi yang dihasilkan dan ditranfer ke gudang sebesar Rp15.625.000

Jawab: Metode periodik tidak mencatat persediaan barang jadi yang ditranfer ke gudang karena perhitungan persediaan barang jadi dilakukan di akhir periode.

Pada metode periodik hanya mencatat nilai penjualan tanpa diikuti pencatatan harga pokok barang yang dijual. Persediaan barang jadi adalah persediaan yang telah menyerap penuh biaya (100%) dan biaya tersebut terdiri dari tiga elemen diantaranya: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Contoh: Penjualan barang jadi sebesar Rp12.500.000, sedangkan harga pokok barang jadi yang terjual sebesar Rp15.625.000. Jurnal catatan penjualan adalah:

Kas       Rp12.500.000

Penjualan        Rp12.500.000

(Penjualan barang jadi secara tunai)

  • Penyesuaian Akhir Periode Metode Periodik

Pencatatan persediaan metode periodik akan dilakukan penyesuaian baik persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses. Persediaan bahan baku dan barang dalam proses disesuiaikan ke akun ikhtisar harga pokok produksi baik untuk pengakuan baik untuk persediaan akhir maupun penutupan persediaan awal.

Jurnal penyesuaian: 

    • Penyesuaian persediaan bahan baku awal  dan persediaan barang dalam proses awal

      Ikhtisar harga pokok produksi                   xxx

Persediaan bahan baku                             xxx
Persediaan barang dalam proses           xxx

(penyesuaian persediaan bahan baku-awal dan persediaan barang dalam proses awal)

    • Pengakuan persediaan bahan baku akhir dan persediaan barang dalam proses akhir

Persediaan bahan baku akhir                             xxx
Persediaan barang dalam proses akhir          xxx

Ikhtisar harga pokok produksi                   xxx

(pengakuan persediaan bahan baku-akhir dan persediaan barang dalam proses – akhir)

    • Penyesuaian persediaan barang jadi awal

Ikhtisar laba rugi            xxx

Persediaan barang jadi awal       xxx

(penyesuaian persediaan barang jadi – awal)

    • Pengakuan persediaan barang jadi akhir

Persediaan barang jadi                  xxx

Ikhtisar laba rugi                        xxx

(pengakuan persediaan barang jadi – akhir)

  • Jurnal Penutup
    • Menututp akun-akun biaya produksi ke akun ikhtisar harga pokok produksi
    • Menutup akun ikhtisar harga pokok produksi ke akun ikhtisar laba rugi
    • Menutup akun penjualan dan beban-beban ke akun ikhtisar laba rugi
    • Menutup akun ikhtisar laba rugi ke akun saldo laba

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*