Definisi Saham
Saham menurut OJK adalah sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Sedangkan saham menurut IDX adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan.
Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek Indonesia disebut Perusahaan Tercatat. Saham merupakan satu instrumen investasi untuk jangka panjang. ketika kalian memiliki saham, maka kita menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Satuan pembelian saham = 1 Lot (100 lembar)
Keuntungan Saham
Keuntungan kepemilikan saham antara lain:
- Mendapatkan Capital Gain (Keuntungan dari kenaikan Harga)
- Mendapatkan Dividen (Pembagian keuntungan perusahaan)
Risiko Saham
Risiko kepemilikan saham antara lain:
- Capital Loss (Kerugian atas penurunan harga)
- Risiko Likuidasi (Jika perusahaan bangkrut)
Perbedaan Saham Dengan Obligasi
Perbedaan Saham dengan Obligasi antara lain:
- Saham merupakan bentuk resmi atas kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Jika investor berinvestasi melalui saham, maka secara otomatis investor menjadi bagian pemilik perusahaan dan investor juga bisa hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan suatu entitas penerbit guna menghimpun dana untuk kegiatan operasi, ekspansi, atau lainnya dan saham ini tidak memberikan hak kepemilikan kepada pemegang surat utang tersebut dan memiliki jatuh tempo.
-
Keuntungan dengan kepemilikan saham berupa capital gain, yaitu selisih harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli. Disamping itu, investor akan menerima dividen, yaitu pembagian hasil keuntungan dari kegiatan perusahaan.
Keuntungan berinvestasi obligasi adalah kupon, yang pada umumnya kupon obligasi lebih tinggi nilainya daripada bunga dari deposito perbankan. Selain itu, pemegang obligasi juga dapat memperjualbelikan yang dimilikinya di pasar sekunder dan akan memperoleh keuntungan berupa capital gain sama seperti saham.
-
Risiko investasi saham lebih tinggi dibandingkan obligasi karena harga saham memiliki tingkat fluktuasi yang sangat tinggi bergantung pada sentimen pasar. Sehingga harga saham terus berubah mengikuti situasi yang terjadi di bursa. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan risiko kerugian atau capital loss yaitu kondisi dimana kamu harus menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga beli.
Sedangkan risiko yang paling sering dalam obligasi adalah risiko likuiditas. Investor akan mengalami risiko likuiditas jika obligasi sulit untuk dijual kembali dalam waktu singkat. Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid karena dana investasi ditahan dalam rentang waktu tertentu. Jika investor ingin menjual kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo, maka akan terdapat potensi kerugian oleh investor.
- Investasi saham memiliki jatuh tempo yang sering disebut dengan tenor, sedangkan saham tidak memiliki jatuh tempo.
Saham Yang Tidak Membagikan Dividen
Saham yang tidak membagikan dividen adalah saham yang saat ini tidak membagikan dividen dan bukan saham yang selamanya tidak akan membagikan dividen.
P0 = [katex]\frac{Pn}{(1+k)^{n}}[/katex]
P0 = Harga saham saat ini
Pn = harga saham pada tahun n
k = tingkat diskonto atau tingkat yield tahunan yang diharapkan investor
n = jumlah periode dalam tahun
Contoh 1
Berapa nilai saham PT Bio yang tidak membagikan dividen jika harganya setahun lagi diperkirakan Rp 3.600 dan investor mengharapkan yield sebesar 18% atas investasinya?
Diketahui:
P1 =3.600
k = 18% = 0,18
Ditanya: P0?
Dijawab:
P0 = [katex]\frac{Pn}{(1+k)^{n}}[/katex]= [katex]\frac{P1}{(1+k)^{1}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{3.600}{(1+0,18)^{1}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{3.600}{(1,18)^{1}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{3.600}{1,18}[/katex]
P0 = 3.050,85
Contoh 2
PT Investindo Gemilang tidak membagikan Dividen atas sahamnya tahun ini dan jika 2 tahun depan diperkirakan harga sahamnya Rp 4.500, sedangkan harga pasarnya sekarang adalah Rp 4.000, berapa yield yang diharapkan investor?
P0 = [katex]\frac{Pn}{(1+k)^{n}}[/katex]
[katex](1+k)^{n}[/katex] = [katex]\frac{Pn}{P0}[/katex]
(1+k) = [katex]\sqrt{\frac{Pn}{P0}}[/katex]
k = [katex]\sqrt[n]{\frac{Pn}{P0}}-1[/katex]
Diketahui:
Pn = 4.500
P0 = 4.000
n =2
Jawab
k = [katex]\sqrt[n]{\frac{Pn}{P0}}-1[/katex]
k = [katex]\sqrt[2]{\frac{4.500}{ 4.000}}-1[/katex]
k = [katex]\sqrt[2]{1,125}-1[/katex]
k = 1,06-1
k = 0,06
k = 6%
Saham Dengan Dividen Tak Berpola
Persamaan menghitung nilai wajar saham dengan dividen yang tak memiliki pola yang teratur:
P0 = [katex]\frac{D1}{(1+K)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{D2}{(1+K)^{2}}[/katex]+…..+ [katex]\frac{Dn}{(1+K)^{n}}[/katex]+ [katex]\frac{Pn}{(1+K)^{n}}[/katex]
D1 = dividen setahun lagi
D2 = dividen dua tahun lagi
Dn = dividen n tahun lagi
Pn = harga saham pada periode n
Contoh 3:
Saham PT Ceez diperkirakan akan membagikan dividen saham seharga Rp300 setahun lagi dan Rp400 dua tahun lagi. Jika dalam waktu dua tahun lagi harga saham tersebut diperkirakan Rp5.000 dan investor mengharapkan yield 20%, hitung nilai wajar saham PT Ceez.
Diketahui:
D1 = Rp300
D2 = Rp400
k = 0,2
P2 = 5.000
Ditanya: P0?
Dijawab:
P0 = [katex]\frac{D1}{(1+K)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{D2}{(1+K)^{2}}[/katex]+[katex]\frac{Pn}{(1+K)^{n}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{300}{(1+0,2)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{400}{(1+0,2)^{2}}[/katex]+[katex]\frac{5.000}{(1+0,2)^{2}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{300}{(1,2)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{400}{(1,2)^{2}}[/katex]+[katex]\frac{5.000}{(1,2)^{2}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{300}{(1,2}[/katex]+ [katex]\frac{400}{1,44}[/katex]+[katex]\frac{5.000}{1,44}[/katex]
P0 =250 + 277,778 + 3.472,222
Po = 4.000
Jadi harga wajar saham PT Ceez adalah Rp 4.000,
Saham Dengan Dividen Konstan
P0 = [katex]\frac{D}{k}[/katex]
Kelompok saham dengan pemberian dividen konstan adalah saham preferen, yaitu saham yang menjanjikan dividen sebagai persentase tertentu dari harga nominalnya. Praktiknya saham preferen kurang popular di bursa saham karena jumlahnya hanya empat atau kurang dari 1% dari 566 saham yang tercatat di BEI 2017.
Contoh 4
Saham sebuah perusahaan tiap tahun membagikan dividen sebesar Rp 2.000,00. Apabila investor menetapkan tingkat diskonto sebesar 10%p.a., hitunglah harga wajar saham tersebut.
Jawab
D = 2.000
k = 10% = 0,1
P0 = [katex]\frac{D}{k}[/katex]
P0 = [katex]\frac{2.000}{0,1}[/katex]
P0 = 20.000
Jadi harga wajar dari saham tersebur adalah Rp 20.000
Saham Dengan Pertumbuhan Konstan
Persamaan untuk menghitung saham dengan pertumbuhan yang konstan adalah sebagai berikut:
P0 = [katex]\frac{D1}{k-g}[/katex]
D1 = D0 (1+g)
D0 = dividen tahun ini
D1 = dividen tahunan
k = tingkat diskonto
g = tingkat pertumbuhan
Contoh 5:
PT Kiansyah baru saja membayarkan dividen saham sebesar Rp1.000, Dividen ini diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 10% setiap tahunnya. Jika investor menginginkan yield sebesar 20% untuk investasinya, hitung harga wajar (fair price) saham tersebut!
Diketahui:
D0 = Rp1.000
k = 20% = 0,2
g = 10% = 0,1
Ditanya: P0?
Dijawab:
D1 = D0 (1+g)
D1 = 1.000 (1+0,1)
D1 = 1.000 (1,1)
D1 = 1.100
P0 = [katex]\frac{1.100}{0,20-0,10}[/katex]
P0 = [katex]\frac{1.100}{0,10}[/katex]
P0 = 11.000
Saham Dengan Pertumbuhan Supernormal
Ada suatu saham dengan dividen tumbuh dengan persentase tinggi, kadang bisa melebihi tingkat diskon yang diberikan. Namun, biasanya pertumbuhan luar biasa ini tidak akan berlangsung selamanya. Biasanya, pertumbuhan dengan persentasi tinggi hanya berlangsung 3 sampai 5 tahun, kemudian akan kembali pada pertumbuhan normal, hanya beberapa persen per tahun dan umumnya lebih rendah dari tingkat diskonto. Dengan demikian akan ada dua tungkat pertumbuhan yang berbeda saham-saham jenis ini.
Harga wajar saham yang memiliki dua tingkat pertumbuhan tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
P0 = [katex]\frac{D1}{(1+K)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{D2}{(1+K)^{2}}[/katex]+…..+ [katex]\frac{Dn}{(1+K)^{n}}[/katex]+ [katex]\frac{Pn}{(1+K)^{n}}[/katex]
dimana :
persamaan [katex]\frac{D1}{(1+k)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{D2}{(1+k)^{2}}[/katex]+…..+ [katex]\frac{Dn}{(1+k)^{n}}[/katex] dapat diselesaikan dengan persamaan anuitas pertumbuh menjadi [katex]\frac{D1}{(k-gs)}[/katex] x 1 – ([katex]\frac{1+gs}{(1+k)})^{n}[/katex]
sedangkan
Pn = [katex]\frac{D_{n+1}}{(k-g)}[/katex]
jadi persamaan berubah menjadi :
P0=[katex]\frac{D1}{(k-gs)}[/katex] x 1 – ([katex]\frac{1+gs}{(1+k)})^{n}[/katex] + [katex]\frac{D_{n+1}}{(k-g)(1+k)^{n}}[/katex]
D1 = D0 (1+ gs)
D2 = D1 (1+ gs) dan seterusnya
Pn = harga saham pada akhir periode pertumbuhan supernormal
gs = tingkat pertumbuhan supernormal, hingga periode n
g = tingkat pertumbuhan norma, mulai dari n+1
k = tingkat diskon
Soal 6
Sebuah saham baru saja membagikan dividen sebesar Rp 400,00 diprediksi tumbuh setiap tahun 20 % selama 4 tahun ke depan. Setelah periode supernormal ini, dividen hanya tumbuh sebesar 8% per tahun. Jika investor mengharapkan yield tahunan sebesar 10%, tentukan harga wajar dari saham ini.
Jawab:
n = 4
gs = 20% = 0,2
g = 8% = 0,08
k = 10% = 0,1
D0 = 400
D1 = D0 x (1+ gs) = 400 x (1 + 0,2) = 480
D2 = D1 x (1+ gs) = 480 x (1 + 0,2) = 576
D3 = D2 x (1+ gs) = 576 x (1 + 0,2) = 691
D4 = D3 x (1+ gs) = 691 x (1 + 0,2) = 829,44
Dn+1 =D5 = D4 x (1+ g) = 829,44 x (1 + 0,2) = 895,80
Pn = [katex]\frac{D_{n+1}}{(k-g)}[/katex]
P4 = [katex]\frac{895,8}{(0,1-0,08)}[/katex]
P4 = 44.789,76
cara 1
P0 = [katex]\frac{D1}{(1+k)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{D2}{(1+k)^{2}}[/katex]+[katex]\frac{D3}{(1+k)^{3}}[/katex] +[katex]\frac{D4}{(1+k)^{4}}[/katex]+ [katex]\frac{P4}{(1+k)^{4}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{480}{(1+0,1)^{1}}[/katex]+ [katex]\frac{576}{(1+0,1)^{2}}[/katex]+[katex]\frac{691}{(1+0,1)^{3}}[/katex] +[katex]\frac{829,44}{(1+0,1)^{4}}[/katex]+ [katex]\frac{44.789,76}{(1+0,1)^{4}}[/katex]
P0 = [katex]\frac{480}{1,1}[/katex]+ [katex]\frac{576}{1,21}[/katex]+[katex]\frac{691}{1,33}[/katex] +[katex]\frac{829,44}{1,46}[/katex]+ [katex]\frac{44.789,76}{1,46}[/katex]
P0 = 436,36 + 476,03 + 519,31 + 566,52 + 30.592
P0 = 32.590,23
cara 2
P0=[katex]\frac{D1}{(k-gs)}[/katex] x 1 – ([katex]\frac{1+gs}{(1+k)})^{n}[/katex] + [katex]\frac{D_{n+1}}{(k-g)(1+k)^{n}}[/katex]
P0=[katex]\frac{D1}{(k-gs)}[/katex] x 1 – ([katex]\frac{1+gs}{(1+k)})^{n}[/katex] + [katex]\frac{Pn}{(1+k)^{n}}[/katex]
P0=[katex]\frac{480}{(0,1-0,2)}[/katex] x 1 – ([katex]\frac{1+0,2}{(1+0,1)})^{4}[/katex] + [katex]\frac{44.789,76}{(1+0,1)^{4}}[/katex]
P0= – 4.800 x (1-1,42) + 30.592
P0= 32.590,23
Tingkat Diskonto
Berbeda dengan yield obligasi yang bergantung pada inflasi dan risiko obligasi. untuk menentukan tingkat diskonto untuk ekuitas (saham), kita mengenal:
Model Gordon dengan persamaan sebagai berikut:
k = [katex]\frac{D1}{P0}[/katex] + g
Model Capital Asset Procing Model (CPAM) ditemukan William Sharpe. yield sebuah saham atau sebuah portofolio saham bergantung pada beberapa faktor yaitu: bunga bebas resiko, beta (β) saham atau beta (β) portofolio saham. Bunga bebas resiko adalah suku bunga surat berharga jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah. di Indonesia lebih sering digunakan adalah 7-day reserve repo rate yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Beta didefinisikan sebagai ukuran atau koefisien risiko sistematis yang terkandung dalam sebuah saham atau portofolio saham.
Model CPAM dengan persamaan sebagai berikut:
ri = rf + βi (rm-rf)
atau
rp = rf + βp (rm-rf)
dimana:
ri = tingkat diskonto atau yield yang diharapkan dari saham i
rp = tingkat diskonto atau yield yang diharapkan dari saham dari sebuah portofolio saham
rf = bunga bebas risiko
βi = beta saham i
βp = beta portofolio p
rm = yield pasar atau indeks saham
rm – rf = premi risiko pasar
Contoh 7
Sebuah saham mempunyai beta 1,2. jika bunga bebas risiko adalah 10% dan yield pasar adalah 15 %, hitung yield yang diharapkan investor untuk saham ini.
Diketahui:
rf = 10% = 0,10
rm = 15% = 0,15
βi = 1,2
Jawab
ri = rf + βi (rm-rf)
ri = 0,1 + 1,2 (0,15-0,1)
ri = 0,1 + 0,06
ri = 0,16
ri = 16 %
Contoh 8
Sebuah portofolio yang terdiri atas sejumlah saham mempunyai beta 1,4. bunga bebas risiko adalah 5% dan premi risiko pasar adalah 15%. Hitung yield normal yang dihasilkan portofolio tersebut.
rf = 5% = 0,05
rm – rf = 15% = 0,15
βi = 1,4
ri = rf + βi (rm-rf)
ri = 0,05 + 1,4 (0,15)
ri = 0,05 + 0,21
ri = 0,26
ri = 26 %
Metode Kelipatan Harga
Kelipatan harga (price multiple) adalah suatu metode untuk perhitungan (penilaian) harga saham. Terdapat beberapa alternatif, di antaranya adalah metode price earning ratio (PER), price to book value (PBV), dan price to dividend atau yield dividend (P\D).
Metode Price Earning Ratio (PER)
Persamaan untuk menghitung harga saham menggunakan metode PER adalah sebagai berikut:
PER = [katex]\frac{Price}{EPS}[/katex] = [katex]\frac{Price}{Earning Per Share}[/katex]
atau
Price = PER x EPS
Contoh 9
Suatu saham memiliki PER sebesar 15, dan EPS sebesar Rp 125,00. Tentukan harga wajar saham tersebut
Diketahui :
PER = 15
EPS = 125
Jawab:
Price = PER x EPS
Price = 15 x 125
Price = 1.875
Price to Book Value (PBV)
Persamaan untuk menghitung harga saham menggunakan metode PBV adalah sebagai berikut:
PBV = [katex]\frac{P}{BV}[/katex] = [katex]\frac{Price}{Book Value}[/katex]
atau
Price = PBV x Book Value
Contoh 10
Nilai buku ekuitas sebuah bank adalah Rp 3.000.000 dengan jumlah saham beredar 600.. Jika harga saham itu adalah Rp 25.000, hitung PBV saham itu.
Diketahui :
Nilai Buku ekuitas = 3.000.000
Jumlah saham = 600
Price = 25.000
Jawab
Book Value per saham = [katex]\frac{Nilai Buku Ekuitas}{jumlah saham}[/katex]
Book Value per saham = [katex]\frac{3.000.000}{600}[/katex]
Book Value per saham = 5.000
PBV = [katex]\frac{P}{BV}[/katex]
PBV = [katex]\frac{25.000}{5.000}[/katex]
PBV = 5
Jadi PBV sahamnya adalah 5
Price to Dividend atau Yield Dividend (P\D)
Persamaan untuk menghitung harga saham menggunakan metode P\D adalah sebagai berikut:
[katex]\frac{P}{D}[/katex] = [katex]\frac{P0}{D1}[/katex] = [katex]\frac{Price}{Dividen}[/katex]
dimana:
[katex]\frac{P}{D}[/katex] = [katex]\frac{1}{Yield Dividen}[/katex]
atau
Yield Dividen = [katex]\frac{D}{P}[/katex]
Contoh 11
Sebuah saham diketahui rata-rata yield dividend adalah 3%, dan membagikan dividen sebesar Rp 630,00 per lembar. Hitunglah harga saham tersebut.
Diketahui:
Yield Dividen = 3% = 0,03
Dividen = 630
Jawab:
[katex]\frac{P}{D}[/katex] = [katex]\frac{1}{Yield Dividen}[/katex]
[katex]\frac{P}{D}[/katex] = [katex]\frac{1}{0,03}[/katex]
[katex]\frac{P}{D}[/katex] = 33,33
P0 = [katex]\frac{P}{D}[/katex] x Dividen
P0 =33,33 x 630
P0 =21.000
Jadi harga saham adalah Rp 21.000
LATIHAN SOAL
Daftar Pustaka
Frensidy, Budi. 2019. Matematika Keuangan, Edisi keempat, Jakarta: Salemba Empat.
https://yuknabungsaham.idx.co.id/sekilas-saham-detail
https://bions.id/edukasi/saham/ketahui-perbedaan-saham-dan-obligasi#:~:text=Saham%20adalah%20bentuk%20resmi%20atas,kepada%20pemegang%20surat%20utang%20tersebut.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/64