PEMERIKSAAN PERSEDIAAN

Definisi Persediaan menurut Para Ahli

  • IAI

Persediaan adalah salah satu aset lancar signifikan bagi perusahaan pada umumnya, terutama perusahaan dagang, manufaktur, pertanian, kehutanan, pertambangan, kontraktor pembangunan, dan penjual jasa tertentu.

  • PSAK 202 (Sebelumnya PSAK 14)

Persediaan adalah aset:

    • yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
    • dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
    • dalam bentuk bahan/perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
  • Kieso dkk

Persediaan (inventories) adalah item aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.

Sifat-sifat Persediaan

Persediaan memiliki sifat-sifat berikut (Agoes, 2018:298)

  • Biasanya aset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun
  • Merupakan dalam jumlah besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri
  • Mempunyai pengaruh besar terhadap laporan posisi keuangan, perhitungan laba rugi. Hal ini karena kesalahan menentukan persediaan pada akhir periode dapat mengakibatkan kesalahan menentukan jumlah aset lancar dan total aset, beban pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi ditahan, dan akan terbawa pada periode berikutnya.

Keistimewaan Persediaan (Tuanakotta, 2015:603)

  • Dalam beberapa industri dan entitas, persediaan barang merupakan akun terbesar dalam laporan posisi keuangan.
  • Persediaan bisa di tempatkan di lokasi yang berbeda dan berjauhan. Ini bisa berdampak pada risiko salah saji dalam laporan keuangan, dan terhadap sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit.
  • Persediaan tidak selalu dapat diamati, apalagi dihitung oleh auditor misalnya materi pembuatan obat dari virus atau bakteria, dalam perusahaan farmasi.
  • Persediaan tertentu membutuhkan keahlian yang tidak dimiliki oleh auditor, misalnya untuk prosedur pengamatan dan penilaian. ISA mengunggunakan istilah “auditors experts” untuk tenaga ahli yang membantu auditor. Contoh untuk persediaan permata, bahan kimia, hasil tambang, sparepart elektronik dan lain-lain.
  • Ada berbagai standar akuntansi yang dapat di pilih untuk menilai berbagai macam persediaan. ini membuka peluang auditor untuk berspesialiasi  melalui pengalaman dalam siklus ini.

Klasifikasi persediaan

Klasifikasi persediaan pada umumnya tergantung dari jenis perusahaan. Pada perusahaan dagang, umumnya persediaannya adalah persediaan barang dagang (merchandise inventory). sedangkan perusahaan manufaktur persediaan dibedakan menjadi:

  • Persediaan bahan baku atau barang mentah, merupakan persediaan yang akan diolah menjadi barang dalam proses (input).
  • Persediaan barang dalam proses, merupakan barang proses dari persediaan bahan baku yang diolah namun barang belum selesai diproduksi. 
  • Persediaan barang jadi, merupakan barang yang sudah selesai di produksi dan siap untuk dijual.

Penilaian Persediaan

Nilai persediaan  diperoleh dari kuantitas (jumlah unit) dikalikan dengan biaya perolehan satuan

Nilai persediaan = Kuantitas x Biaya Perolehan Satuan

Akuntansi persediaan membahas dua masalah pokok yaitu:

  1. Metode Penentuan kuantitas yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu
  2. Metode Penilaian Persediaan

Metode Penentuan Kuantitas Persediaan

Beberapa syarat serah terima kepemilikan barang yang diperdagangkan:

a. Free on Board (FOB) Shipping point

Barang menjadi milik pembeli ketika barang tersebut dinaikkan ke kapal di pelabuhan pengiriman (barang tiba dipelabuhan).

b. Free on Board (FOB) Destination

Barang menjadi milik pembeli ketika barang ketika pengiriman diturunkan dari kapal di pelabuhan tujuan (barang tiba di tempat tujuan pembeli).

Metode dalam menentukan kuantitas / unit fisik persediaan yaitu:

a. Metode Periodik
b. Metode Perpetual

Tujuan Pemeriksaan Persediaan

  1. Untuk memeriksa apakah internal kontrol yang cukup baik atas persediaan.
    Berikut link: Ciri-ciri Internal Control yang Baik atas persediaan
  2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca (existence dan ownership).
  3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan SAK
  4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan SAK
  5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defektive), bergerak lambat (slow moving) dan ketinggalan mode (ubsolescence) sudah dibuatkan allowance yang cukup.
  6. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan persediaan seluruhnya sudah dicatat (completness).
  7. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan persediaan seluruhnya sudah terjadi (occurance) tidak terjadi transaksi fiktif.
  8. Untuk memeriksa apakah pencatatan yang menyangkut persediaan sudah dicatat secara akurat, begitu juga dengan perhitungan fisik persediaan sudah dilakukan secara akurat, termasuk perhitungan matematis, kompilasi hasil perhitungan fisik persediaan (accuracy).
  9. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan dan pembelian persediaan sudah dicatat dalam periode yang tepat (timing) dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan (cut off).
  10. Untuk memeriksa apakah saldo persediaan sudah diklasifikasikan dengan tepat seperti bahan baku, bahan pembantu, bahan dalam proses dan barang jadi (classification).
  11. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
  12. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
  13. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan (purchase sales commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.
  14. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan SAK.

Prosedur Pemeriksaan Yang Disarankan untuk Persediaan

  1. Pelajari dan evaluasi IC atas persediaan (bisa melalui Internal Control Questionnaires)
  2. Lakukan tes transaksi (complaince test) atas pembelian dengan menggunakan purchase order sebagai sampel. Untuk tes transasksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan material requisition sebagai sampel. Untuk transaksi atas penjualan, bisa menggunakan faktur penjualan sebagai sampel.
  3. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (stock opname) yang dilakukan perusahaan (klien)
    Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang persediaan. Untuk barang konsiyansi dan barang-barang yang disimpan di publik warehouse, jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/sesudah akhir tahun.
    Untuk perusahaan yang IC-nya lemah, stock opname sebaiknya dilakukan pada tanggal posisi keuangan. untuk perusahaan yang IC-nya baik, stock opname bisa dilakukan beberapa waktu sebelum/sesudah tanggal neraca. Namun demikian, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tanggal neraca, untuk memudahkan auditor pada waktu melakukan trace backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan per tanggal stock opnmae dengan per tanggal neraca).
  4. Minta final inventori list (inventory compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
    a. Cek mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian)
    b. Cocokkan “quantity per book” dengan stock card
    c. Cocokkan “quantity per count” dengan count sheet kita (auditor)
    d. Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan
  5. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out 
  6. Periksa unit price dari bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished good), bahan pembantu (supplies)
  7. Lakukan rekonsiliasi jika stock opnmae dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal laporan posisis keuangan (neraca)
  8. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat (allowance for slow moving), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
    Salah satu cara yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk barang yang tidak dipakai atau terjual selama:
    a. 3 bulan, dibuatkan allowance 10%
    b. 6 bulan, dibuatkan allowance 30%
    c. 9 bulan, dibuatkan allowance 50%
    d. 12 bulan, dibuatkan allowance 80%
    e. lebih 12 bulan, dibuatkan allowance 100%
  9. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event)
  10. Periksa cut off penjualan dan pembelian
  11. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit (loan aggrement), notulen rapat
    Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan notulen rapat. Jika ada persediaan yang dijaminkan maka hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
  12. Periksa apakah ada sales atau purchase comittment per tanggal neraca
  13. Seandaianya ada barang dalam perjalanan (goods in transit), lakukan prosedur:
    a. Minta rincian per tanggal neraca
    b. Periksa goods in transit mathematical accuracy
    c. Periksa subsequent clearance
  14. Lakukan analitical procedures untuk persediaan
    Prosedur Analitiskemungkinan Salah Saji
    Bandingkan saldo akhir tahun yang diaudit dengan saldo akhir tahun sebelumnyajika terjadi penurunan atau kenaikan saldo akhir itu bisa kemungkinan terjadi salah saji atau salah perhitungan COGS dan salah perhitungan di inventory compilation
    Bandingkan saldo akhir COGS tahun yang diaudit dengan saldo akhir tahun sebelumnyajika terjadi penurunan atau kenaikan saldo akhir yang besar ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam pembebanan factory overhead
    Bandingkan % laba kotor tahun ini dengan tahun laluoverstatement atau understatement persediaan dan COGS
    Bandingkan inventory turnovers (COGS dibagi rata-rata saldo persediaan) tahun ini dengan tahun laluoverstatement persediaan rusak dan bergerak lambat atau undestatement pesediaan
    Bandingkan unit cost persediaan dengan tahun sebelumnyaoverstatement atau understatement dari unit cost persediaan yang memoengaruhi saldo persediaan dan COGS.

  15. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan buat usulan adjustment jika diperlukan.
  16. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan SAK

 

Goederen Beweging

Goederen Beweging (bacaann ya “gu” “de-ren””bə-vei-king”) adalah istilah bahasa belanda dan digunakan para akuntan di era sekitar proklamasi. Secara harfiah Goederen Beweging berarti pergerakan (atau gerak gerik) barang, yang tidak lain arus barang (flow of goods), yaitu mutasi pertambahan barang dan pengurangan barang yang mencerminkan perubahan persediaan awal menjadi persediaan akhir.

Teknik audit Goederen Beweging (teknik audit arus barang) berkaitan dengan salah satu dari dua sistem dalam siklus persediaan, yaitu sistem arus persediaan secara fisik dan sistem pembebanan biaya. Teknik ini hanya menggunakan data kuantitas saja, dan mengabaikan nilai rupiahnya, kecuali pada perhitungan akhir. 

Pendekatan dan Metodologi Audit audit Goederen Beweging

  • Analisis Pengendalian Internal: Melibatkan evaluasi atas kebijakan, prosedur, dan praktik perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan barang. Aspek seperti otorisasi transaksi, pemisahan tugas, dan akses ke gudang menjadi fokus utama.
  • Verifikasi Dokumen: Mengidentifikasi dan menguji dokumen-dokumen yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang, seperti faktur, surat jalan, pesanan pembelian, dan laporan inventaris.
  • Inventarisasi Fisik: Melakukan pemeriksaan fisik atas barang yang ada di gudang dan membandingkannya dengan catatan akuntansi. Ini dapat dilakukan secara periodik atau pada waktu tertentu untuk memastikan kesesuaian data.
  • Analisis Penyimpangan dan Selisih Stok: Melakukan investigasi atas selisih antara catatan fisik dan catatan sistem untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab seperti pencurian, kerusakan, atau kesalahan pencatatan.

Teknik Audit yang Umum Digunakan

  • Sampling: Menggunakan metode sampling untuk memeriksa sebagian transaksi atau barang sebagai representasi dari keseluruhan populasi.
  • Pengujian Substantif dan Pengendalian: Melibatkan pengujian atas keakuratan pencatatan dan efektivitas pengendalian internal. Ini mencakup pemeriksaan bukti pendukung untuk transaksi dan evaluasi atas prosedur yang diterapkan.
  • Observasi Langsung: Auditor dapat mengamati langsung proses penerimaan, penyimpanan, atau pengeluaran barang untuk memastikan bahwa prosedur yang dijalankan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S.  2018. Auditing-Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (Buku 1 ed. 5)Jakarta: Salemba Empat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *