Hakikat ekonomi islam adalah semua harta benda termasuk hal-hal yang ada hubungannya dengan ekonomi adalah kepunyaan Allah, bukan kepunyaan kita. Kita hanya diamanahkan oleh Allah untuk mengendalikan dengan sebaik-baiknya (Rusdiana dan Saptaji, 2018:32).
Tujuan ekonomi Islam menurut Abdurohman (2007) adalah:
- Melahirkan kehidupan islam dalam bidang ekonomi
- Menjadikan kita memiliki harta sehingga dapat menjalankan ibadah seperti zakat.
- Memberikan khidmat kepada masyarakat.
- Menghindarkan doasa bersama karena sebagian dari ekonomi adalah fardhu kifayah. Ekonomi fardhu kifayah jika tidak dijalankan, semua umat islam di tempat tersebut akan jatuh berdosa.
- Berdikari sehingga tidak bergantung kepada pihak lain.
- Memanfaatkan semua sumber dan hasil bumi agar tidak terjadi pemborosan.
- Menghindarkan supaya bahan-bahan mentah tidak terjatuh ke tangan orang yang durhaka kepada Tuhan yang pada akhirnya akan menyalahgunakan nikmat-nikmat tersebut.
- Membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat dan mengatasi masalah pengangguran.
- Mensyukuri nikmat Tuhan.
- Membuat kebaikan sebanyak-banyaknya kepada manusia melalui ekonomi.
Tujuan ekonomi Islam menurut Rusdiana dan Saptaji (2018) adalah:
- Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral Islam.
Dasar pemikiran Q.S. Al-Baqarah ayat 2:
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. Al Baqarah:2)
Dasar pemikiran Q.S. Al-Baqarah ayat 168:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ ١٦٨
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (QS. Al-Baqarah:168).
- Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid berdasarkan keadilan dan persaudaraan yang universal.
Dasar pemikiran Q.S. Al-Hujurat ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat:13).
- Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata.
Dasar pemikiran QS. Al-An’am ayat 165:
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ ١٦٥
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-An’am:165)
- Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial.
Dasar pemikiran QS. Ar-Ra’d ayat 36:
وَٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَۖ وَمِنَ ٱلۡأَحۡزَابِ مَن يُنكِرُ بَعۡضَهُۥۚ قُلۡ إِنَّمَآ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ وَلَآ أُشۡرِكَ بِهِۦٓۚ إِلَيۡهِ أَدۡعُواْ وَإِلَيۡهِ مََٔابِ ٣٦
Artinya: Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali” (QS. Ar-Ra’d:36)
Daftar Pustaka
Abdurohman. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusdiana, A. & Saptaji, A. 2018. Auditing Syariah-Akuntabilitas Sistem Pemeriksaan Laporan Keuangan. Bandung: CV. Pustaka Setia