JURNAL PENUTUP DAN NERACA SALDO PENUTUPAN

Penggolongan Akun

Akun adalah alat dasar untuk menampung perubahan saldo pada tiap-tiap elemen laporan keuangan yang mempunyai dua sisi, yaitu debit dan kredit. Tujuan akun adalah untuk mencatat data yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan (Bahri, 2020:56).

Akun dibagi menjadi dua, yaitu akun riil dan akun nominalAkun riil adalah akun-akun yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca, seperti akun aset (harta), akun liabilitas (utang), dan akun ekuitas (modal). Akun nominal adalah akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba rugi, meliputi pendapatan (revenues) dan beban (expenses).

Akun nominal disebut juga dengan akun sementara karena akun ini hanya berlaku hanya satu periode, untuk periode selanjutnya jumlah atau nominalnya akan dinolkan, sehingga akun ini tidak memiliki saldo pada periode berikutnya. hal ini berbeda dengan akun riil dimana saldo akhir akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya. Materi selengkapnya bisa klik PENGGOLONGAN AKUN (PERKIRAAN)

Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menutup semua akun nominal (pendapatan dan beban) pada akhir periode, dilakukan dengan cara menjurnal akun-akun tersebut pada lawan saldo nominalnya (Sujarweni, 2016:62).

Akun nominal atau sementara ditutup ke akun ikhtisar laba rugi. Akun ikhtisar laba rugi juga merupakan akun sementara yang diakhir periode perlu jurnal penutup. Akun ikhtisar laba rugi ditutup ke akun saldo laba. Akun nominal terdiri dari Pendapatan, Beban-beban, Prive (entitas perorangan) dan Dividen (entitas perseroan).

Ikhtisar laba rugi (income summary) adalah akun sementara yang hanya digunakan pada proses penutupan. Ikhtisar laba rugi akan di debit dan di kredit untuk jumlah  yang berbeda-beda. Pada akhir proses penutupan, ikhtisar laba rugi tidak memiliki saldo, karena ikhtisar laba rugi ini memiliki efek membersihkan saldo akun pendapatan dan beban. Akun ini sering disebut akun kliring, ikhtisar pendapatan dan beban, ikhtisar keuntungan dan kerugian dan ikhtisar laba dan beban (Warrren et al, 2017:170).

Selisih antara akun ikhtisar laba rugi (penutupan pendapatan) dan ikhtisar laba rugi (penutupan beban-beban) adalah laba atau rugi tahun berjalan. Laba rugi tahun berjalan akan diakumulasikan ke akun saldo laba (akun riil).

Tujuan Jurnal Penutup

Tujuan dan fungsi jurnal penutup antara lain (Sujarweni, 2016:64):
  • Memisahkan transaksi pada akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban tahun mendatang.
  • Mampu menyediakan neraca awal periode berikutnya saat setelah dilakukan jurnal penutupan.
  • Mempermudah apabila laporan keuangan tersebut diperiksa, karena dengan membuat jurnal penutup maka terjadi pemisahan akun nominal diperiode sebelumnya dengan periode akuntansi selanjutnya.
  • Untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan yang sebenarnya setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup).

Prosedur Jurnal Penutup

  • Penutupan Akun Pendapatan

Semua akun pendapatan (baik pendapatan operasi atau pendapatan lain-lain) pada akhir periode pelaporan harus dilakukan penutupan agar saldonya menjadi nol. Saldo normal Akun pendapatan di kredit, sehingga untuk menjadikan nol saldo pendapatan ditutup dengan mencatatat di debit. Akun pendapatan di tutup ke akun ikhitisar laba rugi (income summary).

Jurnal penutup akun pendapatan:

Pendapatan                                       xxx

                   Ikhtisar laba rugi                                  xxx

  • Penutupan Akun Beban

Semua akun beban pada akhir periode pelaporan harus dilakukan penutupan agar saldonya menjadi nol. Saldo normal Akun beban di debit, sehingga untuk menjadikan nol saldo akun beban ditutup dengan mencatatat akun beban di krebit. Akun beban di tutup ke akun ikhitisar laba rugi (income summary).

Jurnal penutup akun beban:

Ikhtisar laba rugi                           xxx

                   Beban                                                         xxx

  • Penutupan Akun Ikhtisar Laba Rugi

Akun ikhtisar laba rugi (income summary) merupakan akun sementara sehingga diperlukan jurnal penutup. Akun ikhtisar laba rugi untuk menampung penutupan akun pendapatan dan beban. Akun ikhtisar laba rugi hanya digunakan untuk proses penutupan buku. Selisih akun ikhtisar laba rugi sama dengan jumlah laba atau rugi yang dihasilkan pada tahun berjalan. Akun ikhtisar laba rugi ditutup ke akun saldo laba.

    • Jurnal penutup ikhtisar laba rugi jika perusahaan laba. Akun ikhtisar laba rugi ditutup ke akun saldo laba. Saldo laba di catat disebelah kredit karena adanya penambahan/kenaikan dari saldo laba. 

Ikhtisar laba rugi                            xxx

Saldo Laba                                          xxx

    • Jurnal penutup ikhtisar laba rugi jika perusahaan rugi. Akun ikhtisar laba rugi ditutup ke akun saldo laba. Saldo laba di catat disebelah debit karena adanya kerugian yang akan mengurangi nilai dari saldo laba.

Saldo Laba                                     xxx

Ikhtisar laba rugi                                      xxx

  • Penutupan Akun Prive

Prive merupakan pengambilan sebagian kekayaan oleh pemilik entitas untuk kepentingan pribadi. Akun prive merupakan akun sementara yang harus ditutup pada akhir periode. Akun prive ditutup ke akun modal karena pengambilan prive merupakan pengambilan modal sehingga mempengaruhi jumlah modal.

Jurnal penutup akun prive:

Modal                              xxx

Prive                                                     xxx

  • Penutupan Akun Dividen

Dividen merupakan pembagian laba entitas kepada pemegang saham pada entitas perseroan. Pembagian dividen mengurangi jumlah saldo laba.

Jurnal penutup akun Dividen:

Saldo laba                              xxx

Dividen                                                     xxx

Jurnal Penutup

Jurnal Pembalik (Reversing Entries)

Jurnal pembalik (penyesuaian kembali) adalah jurnal yang biasanya dibuat pada awal periode, dibuat kebalikan dari jurnal penyesuaian sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional artinya boleh dibuat atau tidak (Sujarweni, 2016:66). Jurnal penyesuaian kembali bukan merupakan keharusan. Tujuan jurnal ini hanya untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan pada tahun berikutnya.

Jurnal pembalik digunakan untuk menghapus akun penangguhan (defferals) maupun antisipasi (accruals) yang timbul dari penyesuaian akhir periode dan mengembalikan ke akun-akun nominal. Tidak semua jurnal penyesuaian dilakukan jurnal pembalik.

Jurnal pembalik akun penangguhan tujuannya mengembalikan  ke akun yang digunakan saat terjadinya transaksi. Jurnal pembalik akun antisipasi tujuannya menjaga konsistensi pencatatan dan penyederhanaan pencatatan periode selanjutnya.

Jurnal Pembalik Akun Penangguhan

  • Beban dibayar dimuka (jika diakui sebagai beban)

Saat pembayaran beban dibayar dimuka, dapat dicatat sebagai beban atau sebagai beban dibayar dimuka (aset).  Jika pencatatan beban maka pada awal periode berikutnya membutuhkan jurnal pembalik karena diakhir periode yang tersajikan di neraca saldo setelah penutupan adalah akun beban dibayar dimuka.

Jika pencatatan sebagai aset “Beban dibayar dimuka” tidak memerlukan pembalik karena diakhir periode  yang tersajikan di neraca saldo setelah penutupan adalah Beban dibayar dimuka.

    • Pengeluaran / Pembayaran diakui sebagai beban

Contoh : 1  September 2020 PT Laksana membayar sewa sebuah gedung untuk kantor dengan jangka waktu 1 Tahun senilai Rp3.600.000.

Berikut adalah proses atau tahapan dari Pencatatan beban sampai jurnal pembalik beban yaitu:

1. Pencatatan awal (1 September 2020)

Ayat jurnal:

Beban sewa gedung                 3.600.000

Kas                                                                  3.600.000

Ketika jurnal dilakukan posting ke Buku Besar

2. Penyesuaian akhir tahun (31 Desember 2020)

Ayat jurnal:

Sewa gedung dibayar dimuka        2.400.000

Beban Sewa gedung                                 2.400.000

Jurnal penyesuaian ini bertujuan mengakui sewa dibayar dimuka dan penyesuaian nilai akun beban sewa yang seharusnya hanya 4 bulan.

Dengan demikian setelah diposting maka saldo buku besar sewa dibayar dimuka dan beban sewa menjadi:

3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Neraca saldo setelah penyesuaian terkait beban sewa gedung dan sewa gedung dibayar dimuka per 31 Desember 2020 seperti berikut:

4. Jurnal Penutupan akhir tahun (31 Desember 2020)

Akun beban sewa gedung termasuk akun nominal sehingga pada akhir tahun akun tersebut ditutup. maka jurnal penutupannya sebagai berikut:

Ikhtisar Laba Rugi                           1.200.000

Beban Sewa  Gedung                                           1.200.000

(penutupan akun Beban Sewa Gedung )
Jurnal penutup ini akan diposting ke buku besar Beban sewa gedung sebagai berikut:
Buku besar sewa gedung menunjukkan saldo nol, sedangkan buku besar sewa gedung dibayar dimuka bernilai Rp2.400.000. maka selanjutnya akan dibuat neraca saldo setelah penutupan seperti dibawah ini:


Pada akhir periode beban sewa gedung dibuat jurnal penutup sehingga bersaldo nol. Beban sewa untuk janurai 2021 sampai September 2021 diakui Sewa gedung dibayar dimuka.

5. Jurnal Pembalik (1 Januari 2021)

Proses Mengembalikan akun sewa gedung dibayar dimuka ke akun beban sewa gedung di awal tahun 2021 diperlukan jurnal pembalik, maka akan nampak sebagai berikut:

setelah jurnal umum, jurnal penyesuaian, jurnal penutup dan jurnal pembalik di posting ke buku besar maka akan tampak sebagai berikut:

Buku besar diatas menunjukkan buku besar beban sewa gedung bersaldo 2.400.000 yang menyatakan bahwa  nilai tersebut merupakan beban sswa gedung selama 8 bulan (Jan sd September 2021).

    • Pengeluaran / Pembayaran diakui sebagai aset

Pembayaran sewa yang dicatat sebagai sewa dibayar dimuka, tidak membutuhkan jurnal pembalik. Hal ini dikarenakan akun yang digunakan saat terjadinya transaksi dengan akun akhir periode (neraca saldo setelah penutup) adalah sama yaitu akun sewa dibayar dimuka.

Contoh:
1  September 2020 PT Laksana membayar sewa sebuah gedung untuk kantor dengan jangka waktu 1 Tahun senilai Rp3.600.000.

Berikut adalah langkah – langkah dari pencatatan hingga menyusun neraca saldo setelah penutupan:
1. Pencatatan

2.  Jurnal Penyesuaian di akhir periode (31 Desember 2020)

Dari kedua jurnal tersebut diposting maka buku besar  Sewa gedung dibayar dimuka dan beban sewa gedung menjadi:
3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

4. Jurnal Penutup dengan menutup akun Beban Sewa gedung

Jurnal penutupan beban sewa gedung selanjutnya diposting menghasilkan buku besar Beban sewa gedung sebagai berikut:

5. neraca saldo setelah penutupan

  • Pendapatan di terima dimuka (jika diakui sebagai pendapatan)

Saat penerimaan pendapatan, dapat dicatat sebagai pendapatan atau sebagai pendapatan diterima dimuka (aset).  Jika pencatatan pendapatan maka pada awal periode berikutnya membutuhkan jurnal pembalik. Jika pencatatan sebagai aset “pendapatan diterima dimuka ” tidak memerlukan pembalik karena diakhir periode  yang tersajikan di neraca saldo setelah penutupan adalah pendapatan diterima dimuka.

    • Penerimaan diakui sebagai pendapatan

Contoh:
1  September 2020 PT Murti menyewakan sebuah gedung untuk kantor dengan jangka waktu 1 Tahun senilai Rp3.600.000.

Berikut adalah proses akuntansi yang terdiri dari:
1. Jurnal saat Penerimaan pendapatan sewa

2. Jurnal Penyesuaian

Dari jurnal diatas diposting ke buku besar maka:

3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

4. Jurnal Penutup

selanjutnya untuk memposting ke buku besar yakni sebagai berikut:

5. Neraca Saldo setelah penutupan


6. Jurnal Pembalik

Posting ke buku besar dengan hasil sebagai berikut:

    • Penerimaan diakui sebagai utang

Contoh:
1  September 2020 PT Murti menyewakan sebuah gedung untuk kantor dengan jangka waktu 1 Tahun senilai Rp3.600.000.

Berikut adalah proses akuntansi yang terdiri dari:
1. Jurnal pencatatan saat penerimaan Pendapatan sewa

2. Jurnal Penyesuaian di akhir periode

Posting ke buku besar dengan hasil sebagai berikut:

3. Neraca saldo setelah penyesuaian

4. Jurnal Penutup Akhir Periode

selanjutnya untuk memposting ke buku besar yakni sebagai berikut:


5. neraca saldo stelah penutupan

Jurnal Pembalik Akun Antisipasi

  • Beban yang masih harus dibayar (Utang Beban)
    Beban  yang terjadi pada periode berjalan namun entitas belum membayar sampai periode pelaporan dengan jumlah yang diperhitungkan sebagai beban periode berjalan yang akan dibayar periode berikutnya.

Contoh 1:
Pada tanggal 31 Desember PT. Anugerah belum membayar gaji karyawan sebesar Rp2.000.000 karena yang bersangkutan tugas ke luar kota.

Proses Akuntansi hingga Jurnal Pembalik sebagai berikut:
1. Jurnal Penyesuaian akhir periode
2. Jurnal Penutup

Selanjutnya diposting ke buku besar  menghasilkan:

3. Jurnal Pembalik

kemudian diposting ke buku besar  menghasilkan:

Jika tanggal 3 Januari 2019 PT. Anugerah membayar gaji karyawan sebesar Rp7.000.000 dengan rincian yaitu Rp5.000.000 untuk beban gaji Januari 2021 dan Rp2.000.000 untuk beban gaji terutang Desember 2020. maka jurnal pembayaran beban gaji adalah sebagai berikut:
Diposting di Buku besar maka akun Beban Gaji menghasilkan:

  •  Pendapatan yang masih harus diterima (Piutang Pendapatan)

Piutang pemdapatan merupakan pendapatan yang dapat diakui namun masih belum diterima dengan jumlah yang dianggap sebagai pendapatan di akhir periode pelaporan dan akan diterima di periode berikutnya.
Contoh:
Pada Akhir periode 2020 PT. Anugerah belum menerima pendapatan sewa bangunan sebesar Rp4.000.000.

Proses Akuntansi hingga Jurnal Pembalik sebagai berikut:
1. Jurnal Penyesuaian pengakuan pendapatan sewa

2. jurnal Penutup

Selanjutnya diposting ke buku besar  menghasilkan:

3. Jurnal Pembalik

Selanjutnya diposting ke buku besar  menghasilkan:

Jika tanggal 3 Januari 2019 PT. Anugerah menerima pendapatan sewa  sebesar Rp10.000.000 dengan rincian yaitu Rp6.000.000 untuk pendapatan sewa Januari 2021 dan Rp4.000.000 untuk piutang pendapatan sewa Desember 2020. maka jurnal pencatatan penerimaan pendapatan adalah sebagai berikut:

Diposting di Buku besar maka akun Pendapatan Sewa menghasilkan:

Daftar Pustaka

Jusup, A. H. (2011). Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN
Reeve, james M. Warren, Carl S. Duchac, Jonathan E. Wahyuni, Ersa Tri. Jusuf, Amir Abadi. (2017). Pengantar Akuntansi 1 Adaptasi Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Sujarweni, V. W. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *