Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi muncul disebabkan karena adanya perbedaan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas atau yang beraneka ragam dan jumlahnya banyak, sedangkan barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai alat pemuas sangat terbatas, sehingga dalam memanfaatkan sumber daya perlu adanya ilmu memilih.
Ilmu ekonomi menurut Wibowo dan Supriadi (2013:13) adalah sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka, untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Ruang lingkup ekonomi meliputi satu bidang perilaku manusia berkaitan dengan konsumsi, produksi dan distribusi.
Secara terminologi kata ekonomi berasal dari Yunani yaitu oikos berarti keluarga, nomos berarti peraturan, aturan, hukum dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Rumah tangga meliputi rumah tangga perseroan (keluarga), badan usaha, atau perusahaan rumah tangga pemerintah dsb.
Ilmu ekonomi menurut P.A. Samuelson salah seorang ahli ekonomi yang menerima Nobel untuk ilmu ekonomi tahun 1970 yang dikutip oleh Wibowo dan Supriadi (2013:15) adalah: “Ilmu ekonomi adalah studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya alam yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan pada masa yang akan datang pada berbagai individu dan golongan masyarakat.”
Cabang Ilmu Ekonomi
Cabang ilmu ekonomi meliputi:
1. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics)
Ekonomi deskriptif menurut Nuraini (2016:2) merupakan studi yang berusaha untuk menggambarkan atau mediskripsikan dan menguraikan fakta-fakta ekonomi (bekerjanya lembaga-lembaga atau unit-unit ekonomi).
Ekonomi deskriptif mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu masalah (Reksoprayitno, 1992:1). Ilmu ekonomi deskriptif ini menjelaskan keadaan ekonomi suatu daerah/negara pada waktu tertentu. Contoh krisis moneter di Indonesia tahun 1998, jumlah pengangguran dan tenaga kerja di berbagai daerah di Indonesia pada tahun tertentu.
2. Teori Ekonomi atau Ekonomi Murni
Teori menurut Nuraini (2016:2) adalah seperangkat hipotesis atau konsep yang telah teruji kebenarannya. Ekonomi Teori menurut Niamas adalah pandangan yang menggambarkan kegiatan ekonomi yang memiliki sifat hubungan yang nyata dan menggambarkan ramalan suatu peristiwa yang kemungkinan akan terjadi di masa depan jika terdapat suatu kondisi yang dapat berpengaruh menuju perubahan.
Teori ekonomi dipecah kedalam dua kelompok yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro yang akan menjelaskan bekerjanya sistem-sistem perekonomian. Ekonomi Mikro menurut Nuraini (2016:8) mempelajari aktivitas-aktivitas unit-unit ekonomi seperti individu, baik individu seorang, individu rumah tangga, individu perusahaan maupun individu industri, sedangkan ilmu ekonomi makro memfokuskan kajiannya kepada perekonomian secara keseluruhan (agregat), seperti konsumsi masyarakat, produksi total masyarakat dan tingkat harga umum.
3. Ekonomi Terapan (Applied Science)
Cabang ekonomi terapan merupakan cabang ilmu ekonomi yang tugasnya menelaah kebijakan-kebijakan ekonomi yang perlu dilaksanakan oleh suatu pemerintahan dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Bentuk kebijakan yang bagaimana yang akan ditempuh dan dampak apa yang akan muncul dari suatu kebijakan serta alternatif-alternatif apa yang harus diambil, semua merupakan kajian dari ekonomi terapan. Secara umum kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah mempunyai tujuan untuk:
a. Menciptakan kesempatan kerja yang penuh
b. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
c. Menciptakan stabilitas harga-harga
d. Menciptakan distribusi pendapatan yang merata
Penyataan Positif dan Normatif
Pernyataan positif mengandung arti “Bagaimanakah senyatanya”. Pernyataan positif banyak digunakan oleh para ahli ekonomi terutama pada ilmu ekonomi deskriptif dan teori ekonomi, sebagai contoh jika produksi beras turun maka harga beras naik, sebaliknya jika produksi beras naik maka harga akan turun. Pernyataan tersebut jelas-jelas menggambarkan fakta yang ada saat itu (Nuraini, 2016:3-4).
Pernyataan normatif adalah pernyataan yang mengandung arti “bagaimana seharusnya”. Pernyataan normatif sebenarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kadang-kadang tidak bersifat rasional, seperti budaya, tradisi atau filsafat. Pernyataan normative banyak dijumpai pada ilmu ekonomi yang bersifat terapan. Contohnya, Usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan mempercepat pertambahan pendapatan nasional (Nuraini, 2016:4).
Masalah-masalah Ekonomi
Pokok masalah ekonomi klasik berdasarkan pemikiran Adam smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an, pokok masalah ekonomi ini dilihat dari segi produksi, distibusi, dan konsumsi.
1. Masalah produksi, yaitu permasalahan bagaimana memproduksi semua benda (barang dan jasa) yang dibutuhkan masyarakat banyak.
2. Masalah konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda sebagai alat pemuas kebutuhan. Barang yang diproduksi haruslah barang yang tepat, yaitu barang yang memang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh konsumen
3. Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.
Masalah ekonomi modern muncul akibat adanya perbedaan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sumber daya (alat pemuas) yang ada sangat terbatas, sehingga muncul pilihan-pilihan agar dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang paling tinggi. Sehingga masalah ekonomi modern terkait dengan kelangkaan dan pilihan. Permasalahan-permasalahan ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Apa (What)
Barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa, harus ditentukan. Dari sekian banyak barang dan jasa, manakah yang harus dipilih untuk diproduksi!. Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, namun juga untuk menghasilkan keuntungan maksimum.
Memecahkan masalah apa yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa harus ditentukan, dapat kita lakukan dengan insting/naluri atau melalui mekanisme harga pasar. Mekanisme harga dipasar adalah suatu proses gaya tarik menarik antara produsen dengan konsumen dipasar.
Apabila harga baranga atau jasa naik, maka produsen akan memproduksi barang atau jasa yang sejenis, karena mereka beranggapan akan memperoleh keuntungan. Namun hal ini juga akan berakibat pada naiknya jumlah barang dan jasa dipasar, sehingga harga akan turun sehingga keuntungan produsen juga akan turun. Fluktuasi harga tersebut yang akan menentukan apa dan berapa barang dan jasa akan tersedia di masyarakat.
Selain melihat fluktuasi harga perlu diketahui keinginan konsumen, pihak produsen harus memiliki penilaian berdasarkan kesesuaian dengan karakteristik dasar manusia yaitu:
a. Manusia memiliki sifat tidak pernah puas, sehingga tiap produk membutuhkan inovasi tanpa henti.
b. Manusia menyukai hal hal yang praktis, sehingga produk yang dihasilkan harus memiliki kemampuan untuk mempermudah kehidupan manusia.
c. Manusia memiliki sifat ingin diakui dan dihargai, sehingga bagi beberapa kalangan, ingin memiliki barang-barang yang bersifat prestise atau mewah.
d. Manusia memiliki rasa ingin tahu, sehingga cenderung membutuhkan barang-barang yang mendukung rasa ingin tahu mereka
2. Bagaimana (How)
Bagaimana faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan. Maksudnya adalah siapa yang akan melaksanakan, menggunakan sumber daya apa saja, dengan teknologi apa barang-barang tersebut dihasilkan, dan seberapa besar skala produksinya. Hai ini dibutuhkan dalam rangka penyesuaian perkembangan zaman. Untuk menentukan cara produksi mana yang sesuai, produsen perlu mempertimbangkan aspek efisiensi atau penghematan. Pilihlah cara produksi yang paling sedikit membutuhkan biaya agar barang dan jasa yang dihasilkan bisa dijual dengan harga relatif murah. Beberapa faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini yaitu:
1) Pilihan kombinasi sumber daya yang digunakan
2) Perencanaan proses produksi untuk mendapatkan keuntungan
3) Penentuan teknologi yang digunakan
4) Pertimbangan faktor eksternal: harga, perekonomian, suku bunga, biaya produksi, inflasi, valuta asing dan lain-lain.
3. Untuk siapa (For Whom)
Untuk siapa (for whom) barang di produksi apakah untuk segmen pasar tertentu, atau masyarakat umum, bagaimana barang-barang dan jasa-jasa akan didistribusikan.
Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi
Faktor penggerak kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kelangkaan
Keterbatasan menyebabkan banyak hal terasa langka (scare).Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Beberapa penyebab kelangkaan dalam kegiatan ekonomi, antara lain:
a. Keterbasan sumber daya alam
Sumber daya alam terbagai atas dua macam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat diperbaharui. Contoh tanah, barang tambang, hasil hutan dsb. Sumber daya alam harus dikelola dengan baik agar tidak abis. Sumber daya alam di suatu wilayah juga berbeda-beda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya, sehingga dapat memberikan kesempatan untuk memanfaatkannya dengan baik agar dapat berguna untuk masyarakat sekitar atau masyarakat di luar wilayahnya.
b. Bencana alam
Bencana alam sebagian besar dari ulah manusia seperti kebakaran hutan, banjir, erosi.
c. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan semakin tingginya tingkat kebutuhan manusia.
d. Keterbatasan kemampun produksi
Keterbatasan kemampuan produksi mencakup keterbatasan pengetahuan manusia dalam mengelola faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi adalah benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan manusia untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi mencakup sumber daya alam (misalnya tanah), tenaga kerja, modal dan keahlian.
e. Keterlambatan penerimaan technology
Kemampun produksi sangat didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Penerimaan technology yang lambat akan menyebabkan keterlambatan dalam upaya pemenuhan dan peningkatan kebutuhan.
f. Ketidaksabaran manusia
Ketidaksabaran manusia disebabkan karena sifat manusia yang merasa cepat bosan, lelah atau mudah putus asa.
2. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia mencakup kebutuhan barang dan jasa. Jumlah kebutuhan ini tidak terbatas, sebab manusia tidak pernah merasa puas. Kebutuhan untuk memperoleh barang dan jasa dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan yang disertai kemampuan membeli dan kebutuhan yang tidak disertai kemampuan membeli.
3. Pilihan-pilihan
Pilihan diperlukan karena tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi seluruhnya. Pilihan ini mencakup:
a. Pilihan mengkonsumsi barang, misalnya jenis dan jumlah yang akan dibeli akan memberikan tingkat kepuasan yang diinginkan. Pilihan ini tergantung pada pendapatan.
b. Pilihan memproduksi barang, terutama bagi perusahaan, untuk memperoleh hasil yang menguntungkan, tingkat biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.
c. Pilihan dalam kegiatan pemerintah. Pilihan ini bergantung pada tujuan pemerintah dalam menjalankan kegiatan ekonomi, misalnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menaikkan taraf hidup penduduk dsb.
Pelaku Kegiatan Ekonomi
Pelaku-pelaku kegiatan ekonomi menurut Wibowo dan Supriadi (2013:21-23) dibedakan menjadi tiga golongan, antara lain:
1. Rumah tangga
Rumah tangga adalah pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan. Selain itu, sektor ini memiliki faktor-faktor produksi yaitu barang-barang modal, kekayaan alam dan harta tetap seperti tanah dan bangunan.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang, dengan tujuan menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan yang bertugas mengatur kegiatan ekonomi. Selain mengatur kegiatan ekonomi badan pemerintah akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan. Pemerintah juga melakukan kegiatan ekonomi. Salah satunya mengembangkan prasarana ekonomi seperti jalan-jalan, jembatan, pelabuhan dan lapangan terbang.
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro mempelajari aktivitas-aktivitas unit-unit ekonomi seperti individu, baik individu seorang individu rumah tangga, individu perusahaan, maupun individu industri. Dalam ekonomi mikro, harga memainkan peranan yang relatif penting, oleh karena itu ilmu ekonomi mikro sering disebut sebagai teori harga (price theory) (Nuraini, 2016:8).
Ilmu ekonomi mikro (mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga pasar dan kuantitas faktor input, barang dan jasa yang diperjualbelikan (Wibowo dan Supriadi, 2013:75).
Mikroekonomi adalah salah satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dengan cara melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan dalam perekonomian (Sukirno, 2005:27).
Kebalikan ekonomi mikro adalah ekonomi makro yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak).
Tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif pada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif.
Ilmu ekonomi mikro mempelajari hal-hal berikut:
1. Cara individu menggunakan sumber daya yang dimiliki sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum.
2. Tingkah laku pembeli dan penjual dalam kegiatan ekonomi.
3. Interaksi pembeli dan penjual dalam kegaitan ekonomi
4. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa dapat terbentuk.
5. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa dapat terbentuk.
6. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang maksimum.
Daftar Pustaka
Hendri, G. Permasalahan Ekonomi. Retrieved March 12, 2018 fromhttps://ghendri85.wordpress.com/ekonomi-2/permasalahan-ekonomi/
Nuraini, I. (2016). Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: UMM Press
Rahmani, A. (November, 2017). Tiga Permasalahan Ekonomi Modern untuk Peningkatan Bisnis. Jurnal. Retrieved March 12, 2018 from https://www.jurnal.id/id/blog/2017/3-permasalahan-ekonomi-modern-untuk-peningkatan-bisnis
Sukirno, S. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Wibowo, S., & Supriadi, D. (2013). Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pustaka Setia