Pengantar Teori Akuntansi

A. Pengertian Teori Akuntansi
Pengertian teori menurut Webster’s Third New Internasional Dictionary adalah suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep, dan prinsip yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas.
Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi yang dimaksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.
Hendricksen mendefiniskan teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum yang:
1.       Memberikan kerangka acuan yang umum sehingga praktik akuntansi dapat dinilai.
2.      Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
B. Pengertian Akuntansi
Analisis akuntansi dari akronim akuntansi adalah:
     A : Angka
     K : Keputusan
     U : Uang
     N : Nilai
     T : Tjacatan/Transaksi
     A : Analisis
     N : Netral
     S : Seni
     I : Informasi
Pengertian akuntansi dari akronim diatas adalah menyangkut angka-angka yang akan dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang/nilai moneter yang menggambar catatan dari transaksi perusahaan. Angka itu dapat di analisis lebih lanjut untuk menggali lebih banyak infromasi yang dikandungnya dan memprediksi masa yang akan datang, ia bersifat netral kepada semua pemakai laporan ada unsur seninya karena berbagai alternatif yang bisa dipilih  melalui pertimbangan subjektif serta  merupakan informasi yang sangat diperlukan para pemakai untuk pengambilan keputusan.
Definisi akuntansi dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) adalah sebagai berikut: “Proses mengidentifikasikan, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambilan kesimpulan oleh para pemakainya.”
Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuruan moneter, transaksi  dan kejadian-kejadian yang umunya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Definisi menurut AICPA bisa dipermasalahkan seandainya kita berhadapan dengan keadaan sistem pencatatan yang sudah menggunakan komputerisasi, apalagi proses pengolahan data tidak lagi menggunakan pencatatan tetapi melalui optic, scanning, dialing atau keyboard sehingga tidak melibatkan proses pencatatan konvensional, definisi ini sudah out of date.
Accounting Principle Board (APB) statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akuntansi suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara berbagai alternatif.
Akuntansi menurut Hanafi & Halim (2014:27) adalah sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut.

Beberapa image yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi menurut Belkoui (1986) yang dikutip oleh Harahap (2013) antara lain:
1.         Akuntansi sebagai suatu ideologi
Akuntansi merupakan alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi dan politik kapitalis. Akuntansi konvensional merupakan ilmu yang didesain dan dikembangkan dalam masyakarat barat yang dilandasi oleh ideologi kapitalisme. Bangun teori akuntansi diarahkan sepenuhnya untuk kepentingan pemilik modal.
2.        Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi adalah bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi) sendiri tentang suatu perusahaan/organisasi yang dilaporkannya. Ciri-ciri akuntansi sebagai bahasa:
a.      Simbol atau sifal lexical
Akuntansi memiliki simbol-simbol, istilah, kata-kata yang kadang hanya dimengerti oleh mereka yang mengetahui atau menguasai akuntansi, seperti Neraca, Laba Rugi, Perkiraan, Debet Kredit, Jurnal, Buku Besar dll.
b.      Tata aturan atau Grammatical Rules
Kalau bahasa memiliki tata bahasa maka akuntansi juga memiliki aturan, seperti aturan dalam penempatan pos berdasarkan likuiditas, aturan pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, proses pemindahbukuan, akrual dan lain-lain.
3.        Akuntansi sebagai suatu catatan historis
Akuntansi telah dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan lingkungannya pada masa lalu. Data dan laporan historis inilah yang dijadikan dasar untuk dianalisis dan menggunakan transaksi tertentu dapat dijadikan alat prediksi keuangan untuk memahami kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dimasa yang akan datang.
4.        Akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini
Akuntansi dapat menggambarkan realitas ekonomi perusahaan saat ini. Laporan keuangan dianggap menggambarkan situasi ekonomi perusahaan pada saat sekarang sehingga mestinya sistem akuntansi harus menggunakan harga saat ini atau current value. Memang dalam akuntansi di kenal konsep Current Value Accounting, namun konsep ini belum lazim dipakai sebagai metode penyajian laporan keuangan, namun konsep ini dapat dipakai untuk tujuan-tujaun intern.
5.        Akuntansi sebagai sistem informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan sumber data melalui channel  komunikasi dengan para penerima informasi. Akuntansi memiliki siklus yang disebut Accounting Cycle yang memproses bukti transaksi menjadi bentuk bentuk informasi yang kita kenal dengan laporan keuangan yang dipergunakan masyarakat untuk proses pengambilan keputusan.
6.        Akuntansi sebagai komoditas
Komoditas adalah barang yang dapat dijual kepada konsumen karena daya gunanya. Output akuntansi dalam bentuk informasi adalah merupakan produk dari suatu pabrik yang dalam konteks ini pabrik tersebut adalah sistem akuntansi.
7.        Akuntansi sebagai pertanggung jawaban
Akuntansi dijadikan sebagai sebagai media untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan suatu perusahaan atau lembaga kepada prinsipal. Dengan akuntansi dapat diketahui arus masuk dan keluar, serta hasil yang diperoleh dari transaksi yang terjadi beserta posisi masing-masing kekayaan suatu tanggal tertentu  dan hasi usaha pada periode tertentu. Gambaran ini semua tercakup dalam laporan keuangan yang berfungsi sebagai informasi dan pertanggung jawaban. Namun saat ini yang paling menoncol adalah akuntansi sebagai alat/media untuk pengambilan keputusan bukan pertanggun jawaban. Akuntansi untuk pengambilan keputusan semakin dominan karena lingkungan korporasi mengarah pada upaya mencapai nilai tertinggi dari “value of the firm” yang digambarkan oleh harga saham. Akhirnya eksekutif mencoba berfokus pada upaya meningkatkan harga saham bukan melalui kinerja riel, tetapi dengan memanfaatkan fenomena EMH (Efficient Market Hypothesis) dimana harga saham bisa naik dengan cara perusahaan memberikan berita bagus melalui berbagai media khususnya laporan keuangan.  Good News ini diberikan dengan mempercantik laporan keuangan atau dengan istilah windows dressing, income smoothing, cosmetic atau lipstick accounting, earning management dsb.
8.       Akuntansi sebagai teknologi
 Bambang Sudibyo (1987) mengemukakan bahwa akuntansi adalah teknologi perangkat lunak. Akuntansi tidak ditujukan untuk menerangkan dan meramalkan perilaku variabel-variabel sosial ekonomi/ekonomis tertentu melainkan untuk mengendalikan variabel-variabel itu guna memperbaiki status ekonomis karena status social dari pelakunya. Wujud yang lebih konkret dari akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin rekayasa informasi dan pengendalian (kontrol) keuangan.
C.  Sifat Dasar Akuntansi
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbasan atau sekaligus kekuatan informasi yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi keuangan sebagai berikut:
1.     Accounting Entity
Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
2.   Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan dating., tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan ini akan bubar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan.
3.   Measurement
Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil dan biaya. Metode pengukuran yang dipakai ada beberapa macam. Dalam prinsip diatur alat ukurnya adalah moneter.
4.   Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan rugi laba menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara itu, laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal yang baik.
5.    Monetery unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantifikasikan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang bukan unit buah, luas meter, kilogram, dan sebagainya.
6.   Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkannya tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
7.    Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
8.   Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisian piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
9.   Judgment
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar akuntan FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.
10.     General Purpose
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analis, manajemen, atau karyawan, tetapi ke semua pihak.
11.  Interrelated Statement
Neraca, daftar Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat control akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12.     Subtance Over Form
Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya dalam akta notaris modal disetor penuh, tetapi kenyataan setoran belum ada, maka akuntansi selalu berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Setoran tidak akan dibukukan sebelum setoran belum masuk ke rekening perusahaan.
13.     Matreality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian penting disini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal.
D. Siklus Akuntansi
Proses akuntansi menurut Harahap (2013:18) adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka di input ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Stettler (1978) dalam Harahap (2013:19) menggambarkan elemen umum yang dipakai dalam setiap pengolahan data (tanpa komputerisasi penuh) seperti pada gambar 1

Akuntansi dalam proses pengolahan datanya menggunakan arus, siklus atau proses akuntansi yang mulai dari transaksi sampai pada tahap pelaporan. Siklus akuntansi atau disebut juga proses akuntansi konvensional digambarkan oleh Smith dan Skousen seperti gambar 2.

1.                1.    Transaksi/Bukti
Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan (kekayaan, utang, dan modal) dan hasil usaha perusahaan/lembaga. Setiap transaksi harus mempunyai bukti (evidence). Bukti yang mendukung laporan keuangan dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Bukti dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
a.         Corroborative evidence
Seluruh dokumen yang sah, termasuk dokumen seperti cek, faktur, kontrak, hasil rapat, konfirmasi, pernyataan, hasil tanya jawab, laporan pengamatan dan hasil inpeksi.
b.        Underlying Accounting Data
Seluruh catatan dalam bentuk buku-buku, jurnal, neraca lajur, laporan keuangan dan lain-lain yang dijadikan sebagai tempat mencatat transaksi sampai penyajian laporan keuangan.
1.                2.   Buku Harian Jurnal
Dalam sistem pembukuan Belanda, transaksi dicatat secara kronologis dalam buku harian tanpa melakukan klasifikasi atau penjelasan lain terhadap transaksi tersebut.  Dalam sistem akuntansi Amerika, pencatatan transaksi itu dilakukan ke buku yang disebut jurnal dan buku jurnal ini sekaligus telah dilakukan penggolongan. Dalam penggunaan jurnal perusahaan dapat menempuh 2 cara berikut:
a.             Perusahaan hanya memiliki satu jenis jurnal/ general jurnal. Dalam sistem ini semua transaksi dimasukkan ke satu buku jurnal ini saja.
b.             Perusahaan menggunakan 2 jenis jurnal yaitu jurnal khusus dan jurnal umum (serba-serbi).
Jurnal khusus biasanya untuk:
1.       Mencatat transaksi penjualan kredit saja atau (Sales Journal)
2.      Mencatat transaksi pembelian kredit saja atau (Purchases Journal)
3.      Mencatat transaksi penerimaan kas atau (Cash Receipts Journal)
4.      Mencatat transaksi pengeluaran kas atau (Cash Disbursment journal)
5.      Apabila diluar jurnal khusus ada lagi, dapat dibuat jurnal umum.
3.            3.   Buku Besar (ledger)
Buku besar sering disebut perkiraan, akun, item, pos dan lain-lain. Buku ini adalah merupakan tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal. Jadi seluruh jurnal dimasukkan ke dalam buku besar dengan cara memindahbukukan jurnal (posting) ke buku besar tadi.
Beberapa klasifikasi perkiraan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.         Klasifikasi menurut laporan keuangan
1)      Perkiraan aktiva, yaitu semua perkiraan yang mencatat aktiva (Asset Accounts).
2)     Perkiraan utang/ kewajiban (Liability Accounts)
3)     Perkiraan modal (Capital Accounts)
4)     Perkiraan biaya (Expense Accounts)
5)     Perkiraan penghasilan (Revenue Accounts)
b.        Klasifikasi menurut perlakuan jurnal
Perkiraan aktiva dan perkiraan biaya dapat dikelompokkan dalam satu golongan apabila ditinjau dari segi perlakuan jurnal. Apabila perkiraan ini bertambah, dibukukan disebelah debet dan sebaliknya apabila berkurang dibukukan sebelah kredit.
Perkiraan utang, modal dan penghasilan diperlakukan sebaliknya. Jadi apabila perkiraan ketiga jenis ini bertambah harus dibukukan disebela kredit dan sebaliknya, apabila berkurang harus dibukukan disebelah debet.
c.         Dari segi pemecahaannya perkiraan dibagi dua, yaitu:
1)        Perkiraan kontrol (Controlling/General Ledger Account)
2)       Perkiraan pembantu (Subsidiary Account)
General acccounts  adalah perkiraan induk yang dapat dibagi/dipecah ke beberapa perkiraan pembantu. Contoh perusahaan memiliki piutang sebesar 10.000, piutang ini berasal dari si A, B, C, dan D. Apabila dibuat satu buku piutang sebagai kumpulan seluruh piutang, perkiraan tersebut disebut perkiraan umum/kontrol, sedangkan apabila kita membukukan buku-buku piutang  untuk si A, B, C, dan D masing-masing disebut buku tambahan.
d.        Lain-lain
Sering kita mengenal dengan perkiraan netral (Netral Account). Perkiraan ini merupakan perkiraan yang tidak sampai disajikan  laporan keuangan.  Ini hanya dipakai  sewaktu proses akuntansi sebagai perkiraan yang dipakai dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Nominal Account adalah perkiraan yang terdapat dalam daftar laba rugi seperti perkiraan penjualan dan biaya kantor. Sedangkan real account  adalah perkiraan yang terdapat di neraca seperti kas, piutang, utang. Mixed account atau perkiraan campuran yang terdapat dalam laba rugi dan juga terdapat di neraca misalnya perkiraan persediaan.
1.                  4. Neraca Lajur (Worksheet)
Untuk menyusun laporan keuangan biasanya untuk memudahkan  laporan keuangan dipakai neraca lajur. Neraca lajur mempunyai beberapa lajur yang masing-masing dapat dipakai, yaitu ada 8 lajur, 10 lajur atau 12 lajur yang masing-masing berisi 2 lajur.
a.      Neraca Percobaan (Trial Balance)
Neraca percobaan yaitu neraca yang menggabungkan seluruh perkiraan dengan memasukkan jumlah debet, kredit setiap buku besar. Disebut neraca percobaan karena disini merupakan tempat pertama untuk mencoba apakah proses pemindahbukuan ini benar atau salah. Apabila jumlah debet tidak sama dengan kredit sudah pasti ada salah. Sebaliknya kalau penjumlahan debet dan kredit sama, hal ini merupakan petunjuk bahwa proses penempatan dan pemindahbukuan sudah benar walaupun belum mutlak benar.
b.      Neraca Saldo
Neraca yang memuat semua perkiraan, tetapi yang dimasukkan hanya saldo akhirnya saja.
c.       Jurnal Penyesuaian (Adjustment)
Disini dimuat semua jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan/meng-uptodate-kan posisi masing-masing perkiraan sehingga sesuai dengan posisinya pada tanggal laporan.
d.      Lajur laba rugi
Semua perkiraan yang memengaruhi perhitungan laba rugi perusahan ditempatkan dilajur ini.
e.      Lajur laba ditahan
Semua perkiraan dan angka yang memengaruhi laba ditahan dibuat dilajur ini. Laba ditahan ini juga dapat dipindah langsung ke neraca.
f.        Lajur Neraca
Semua neraca perkiraan dipindah ke neraca lajur ini.
Berdasarkan neraca lajur diatas, kita dapat dengan mudah menyusun laporan keuangan. Pembuatan neraca lajur ini tidak mutlak. Kemajuan komputer sebagai pengolah data memungkinkan kita tidak perlu lagi menggunakan neraca lajur ini dan bahkan  jurnal ataupun buku besar. Namun ilmu akuntansi sendiri mutlak dan belum dapat digeser oleh komputer terutama bagi design software atau analis.
                 5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan utama ada tiga, yaitu:
a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertentu.
b. Perhitugan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaa pada periode tertentu.
c. Laporan arus kas. Disini dimuat sumber dan penggunaan kas perusahaan selama satu periode.
Ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar dibagi menjadi:
a. Kegiatan operasi, yaitu kas yang berasal dari transaksi operasional yang memperangaruhi laba rugi, aktiva, dan utang lancar.
b. Kegiatan investasi, yaitu kas yang berasal dari kegiatan investasi seperti penambahan aktiva tetap atau penjualannya.
c. Kegiatan keuangan, kas yang berasal dari penerimaan dana dari utang, modal jangka panjang, pembayaran dividen dsb.
Orang sering memberikan jenis laporan keuangan lain seperti:
a.      Daftar laba ditahan (Retained Earning Statement)
b.      Daftar perubahan modal (Capital Statement)
c.      Daftar perhitungan harga pokok (Cost of Good Manufactured Statement) dan lain-lain.
Para ahli menjelaskan bahwa laporan neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan masa kini.  Laba rugi menggambarkan keadaan masa lalu dan laporan perubahan dana atau kas menggambarkan keadaan yang akan datang.
Informasi akuntansi yang disajikan melalui laporan keuangan merupakan media bagi investor di pasar modal untuk memberikan keputusan ekonomis tentang pilihan investasi yang akan dilakukannya dipasar modal. Bagi bankir atau lembaga keuangan atau investasi lainnya laporan keuangan inilah yang menjadi dasar untuk dianalisis dan melihat potensi perusahaan untuk mendapatkan laba dikemudian hari jika dananya di investasikan disana. Situasi ini yang menimbulkan teori hipotesis pasar efisien atau Efficient Market Hypothesis (EMH). Menurut teori ini khususnya di pasar yang efisien fluktuasi harga saham dan surat berharga lainnya  di pasar modal ditentukan oleh informasi yang tersedia di bursa. Jika informasi yang tersedia bagus, mereka akan bereaksi positif dan akan menimbulkan kenaikan harga saham yang dihadapkan investor untuk mendapatkan capital again. Demikian juga jika informasi itu jelek misalnya ada kerugian, harga saham akan turun. Fenomena ini yang menimbulkan manajemen dan analis termasuk didalamnya akuntan memiliki peluang dan kecenderungan untuk melaksanakan dysfunctional behavior melaui praktik creative accounting, earning management, income smoothing, lipstick accounting, cosmetic accounting atau window dressing.
Laporan keuangan menurut Fahmi (2015:2) adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan. 

Kunjungi juga

 

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. (2015).  Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2014).  Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap, S. S. (2013). Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Express

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *