Definisi Entitas Manufaktur
Entitas manufaktur adalah entitas yang kegiatan utamanya membeli bahan baku, selanjutnya diproses menjadi barang jadi untuk dijual. Kegiatan entitas manufaktur diantaranya membeli bahan baku, mengolah bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja langsung dan dengan bantuan mesin, dan biaya-biaya lainnya seperti biaya listrik, dan biaya-biaya lainnya.
Jenis Persediaan Manufaktur
Persediaan (inventory) entitas manufaktur terdiri dari:
- Persediaan bahan baku (Raw Materials Inventory)
- Persediaan barang dalam proses (Work In Process)
- Persediaan barang jadi (Finished Goods Inventory)
Biaya Produksi (Production Cost)/Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)

Biaya (cost) menurut Dunia dkk (2019:18) adalah pengeluaran saat ini untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat. Contohnya sederhana misalnya perusahaan Aneka membeli sebuah mesin seharga Rp50.000.000. Mesin ini diperkirakan memiliki masa manfaat 8 tahun. Biaya perolehan mesin ini akan dialokasikan selama masa manfaatnya dan diakui sebagai beban penyusutan sebesar Rp18.750.000,00 (menggunakan garis lurus) pada periode berjalan.
Biaya produksi menurut Dunia dkk (2019:18) adalah biaya untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Sebelumnya kita perlu pahami terkait perbedaan biaya dan beban. Biaya produksi dibedakan menjadi:
- Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung menurut Dunia dkk (2019:18) adalah biaya perolehan dari bahan baku langsung yang menjadi bagian utama dari suatu barang. Misalnya perusahaan manufaktur mebel, memproduksi meja atau lemari kayu, maka bahan baku langsung adalah kayu.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya tenaga kerja langsung menurut Dunia dkk (2019:18) adalah gaji atau upah untuk pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya operator mesin, bagian penganyaman (Weaving), packing dst.
- Biaya Overhead Pabrik (BOP) (Overhead Cost)
Biaya overhead pabrik disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik. Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang sulit diidentifikasi secara langsung pada barang yang dihasilkan. BOP terdiri dari:
-
- Biaya bahan penolong/bahan pembantu/bahan tidak langsung, adalah bahan yang tidak secara langsung dan bersifat sebagai pelengkap, misalnya kawat las, lpg untuk perusahaan manufaktur.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung, adalah gaji dan upah yang dibayarkan untuk semua tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam memproduksi barang jadi. Contohnya security pabrik, administrasi pabrik, pengawas/mandor, karyawan bagian pemeliharaan pabrik dsb.
- Biaya pabrikasi lain, contohnya listrik, pemeliharaan mesin, penyusutan, asuransi mesin dsb.
Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut dengan biaya utama (prime cost). Biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead disebut dengan biaya konversi (conversion cost).
Pencatatan Transaksi
Proses akuntansi di perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan jasa maupun dagang. dari bukti transaksi, jurnal, posting ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan keuangan, jurnal penutup. Metode pencatatan persediaan juga tidak jauh berbeda dengan perusahaan dagang dimana terdiri dari dua metode yaitu metode periodik (physical) dan metode perpetual.
Pencatatan Transaksi Metode Periodik
- Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku dan bahan penolong dicatat pada akun pembelian bahan. Penentuan biaya bahan baku dan bahan penolong dilakukan di setiap akhir periode dengan menentukan jumlah persediaan akhir melalui perhitungan fisik.
Bukti / dokumen yang berkaitan dengan pembelian bahan baku yaitu:
-
- Surat Permintaan Pembelian (SPP)/Permintaan Pembelian
- Purchase order/pesanan pembelian
- Surat jalan
- Laporan penerimaan barang
Pihak yang berkaitan dengan pembelian bahan baku yaitu:
-
- Gudang
- Purchasing/pembelian
- PPIC (Production, Planning and Inventory Control)
Contoh 1: Tanggal 2 Desember 2018, membeli secara tunai bahan baku sebesar Rp8.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:
Pembelian bahan Rp 10.000.000
Kas Rp 10.000.000
Contoh 2: Tanggal 6 Desember 2018, membeli secara kredit bahan baku sebesar Rp8.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:
Pembelian bahan Rp 10.000.000
Utang usaha Rp 10.000.000
- Penggunaan Bahan Baku
Penggunaan bahan baku selama proses produksi tidak dicatat setiap saat, namun ditentukan pada akhir periode melalui perhitungan fisik.
Contoh 3: Tanggal 10 Desember 2018, bagian produksi mengambil bahan baku dari gudang sebesar baku sebesar Rp1.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp500.000.
Untuk transaksi diatas tidak perlu dilakukan pencatatan/jurnal karena jumlahnya akan diketahui apa akhir periode melalui perhitungan fisik.
- Pencatatan Tenaga Kerja
Gaji pada produksi dibagi menjadi upah langsung dan upah tidak langsung. Gaji yang telah diakui selanjutnya didistribusikan ke kelompok biaya sesuai bagian fungsional tempat pekerja. Bagian fungsional biaya tenaga kerja dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Metode periodik, biaya tenaga kerja langsung dicatat ke akun biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan unsur dari overhead pabrik maka akan dicatat sebagai biaya overhead pabrik.
Contoh 4: Pada bulan desember total gaji yang dibayar sebesar Rp 8.000.000 yang terdiri dari Tenaga kerja langsung 70%, Tenaga kerja tidak langsung 15%, bagian pemasaran 10% dan bagian administrasi 5%. Jurnal yang dibuat untuk transaksi di atas adalah sebagai berikut:
-
- Mencatat beban gaji yang masih harus dibayar untuk bulan desember
Beban Gaji dan upah Rp 8.000.000
Utang beban (utang Gaji dan upah) Rp 8.000.000
-
-
-
- Mencatat pembayaran gaji yang terhutang
Utang beban (utang Gaji dan upah) Rp 8.000.000
Kas Rp 8.000.000
-
- Mencatat distribusi beban gaji
Biaya tenaga kerja langsung Rp5.600.000
Biaya overhead pabrik Rp1.200.000
Beban Gaji Admnistrasi Rp400.000
Beban Gaji Penjualan Rp800.000
Beban Gaji dan upah Rp 8.000.000
- Pencatatan Overhead Pabrik
Akun biaya overhead pabrik digunakan untuk mencatat biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pada sistem periodik, biaya overhead pabrik yang dibebankan dalam proses produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi bukan berdasarkan BOP dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Akun biaya overhead pabrik mencatat biaya overhead yang terjadi selama proses pengerjaan produk seperti bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan mesin pabrik dsb.
Contoh 5: Pembayaran biaya listrik pabrik Rp250.000, biaya air pabrik Rp150.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas:
Beban listrik pabrik Rp250.000
Beban air pabrik Rp150.000
Kas Rp400.000
Contoh 6: Pengalokasian biaya listrik dan air pabrik ke biaya overhead pabrik..
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas:
Biaya overhead pabrik (BOP) Rp400.000
Beban listrik pabrik Rp250.000
Beban air pabrik Rp150.000
- Pencatatan Barang Dalam Proses
Pada entitas manufaktur terdapat akun persediaan dalam proses, akun ini digunakan untuk mencatat harga pokok untuk unit barang yang belum selesai (100%). Pada metode periodik untuk mencatat akun barang dalam proses digunakan untuk mencatat persediaan pada awal dan akhir periode.
- Pencatatan Penjualan Barang Jadi
Akun persediaan barang jadi digunakan untuk mencatat harga pokok barang jadi yang belum terjual sampai akhir periode.
Contoh 7: 25 Desember 2018 barang jadi yang dihasilkan dan ditranfer ke gudang sebesar Rp15.625.000
Jawab: Metode periodik tidak mencatat persediaan barang jadi yang ditranfer ke gudang karena perhitungan persediaan barang jadi dilakukan di akhir peride.
- Pencatatan Penjualan Barang
Pada metode periodik hanya mencatat nilai penjualan tanpa diikuti pencatatan harga pokok barang yang dijual.
Contoh 7: Penjualan barang jadi sebesar Rp19.500.000, sedangkan harga pokok barang jadi yang terjual sebesar Rp15.625.000
Jawab:
Jurnal catatan penjualan adalah:
Kas Rp9.500.000
Penjualan Rp9.500.000
- Penyesuaian Akhir Periode Metode Periodik
Pencatatan persediaan metode periodik akan dilakukan penyesuaian baik persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses. Persediaan bahan baku dan barang dalam proses disesuiaikan ke akun ikhtisar harga pokok produksi baik untuk pengakuan baik untuk persediaan akhir maupun penutupan persediaan awal.
Jurnal penyesuaian:
-
- Penyesuaian persediaan bahan baku awal dan persediaan barang dalam proses awal
Ikhtisar harga pokok produksi xxx
- Penyesuaian persediaan bahan baku awal dan persediaan barang dalam proses awal
Persediaan bahan baku xxx
Persediaan barang dalam proses xxx
-
- Pengakuan persediaan bahan baku akhir dan persediaan barang dalam proses akhir
Persediaan bahan baku akhir xxx
Persediaan barang dalam proses akhir xxx
Ikhtisar harga pokok produksi xxx
-
- Penyesuaian persediaan barang jadi awal
Ikhtisar laba rugi xxx
Persediaan barang jadi awal xxx
-
- Pengakuan persediaan barang jadi akhir
Persediaan barang jadi xxx
Ikhtisar laba rugi xxx
- Jurnal Penutup
- Menututp akun-akun biaya produksi ke akun ikhtisar harga pokok produksi
- Menutup akun ikhtisar harga pokok produksi ke akun ikhtisar laba rugi
- Menutup akun penjualan dan beban-beban ke akun ikhtisar laba rugi
- Menutup akun ikhtisar laba rugi ke akun saldo laba
Pencatatan Transaksi Metode Perpetual
- Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku dan bahan penolong dicatat pada akun persediaan bahan baku, bahan baku penolong atau bahan penolong.
Contoh: Tanggal 2 Desember 2018, membeli secara tunai bahan baku sebesar Rp8.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:
Persediaan bahan baku Rp 8.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 1.500.000
Kas Rp 10.000.000
atau
Persediaan bahan Rp10.000.000
Kas Rp 10.000.000
Contoh: Tanggal 6 Desember 2018, membeli secara kredit bahan baku sebesar Rp8.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp1.500.000.
Jurnal untuk mencatatat pembelian tunai sebagai berikut:
Persediaan bahan baku Rp 8.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 1.500.000
Utang usaha Rp 10.000.000
atau
Persediaan bahan Rp10.000.000
Utang usaha Rp 10.000.000
- Penggunaan Bahan Baku
Penggunaan bahan baku selama proses produksi dicatat setiap saat. Pemakaian bahan baku dijurnal pada persediaan barang dalam proses, sedangkan biaya bahan baku penolong dimasukkan dalam biaya overhead pabrik.
Contoh: Tanggal 10 Desember 2018, bagian produksi mengambil bahan baku dari gudang sebesar baku sebesar Rp1.500.000 dan bahan penolong sebesar Rp500.000.
Persediaan barang dalam proses Rp1.500.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp500.000
Persediaan bahan baku Rp 8.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 1.500.000
- Pencatatan Tenaga Kerja
Gaji pada produksi dibagi menjadi upah langsung dan upah tidak langsung. Upah langsung dicatat sebagai barang dalam proses, sedangkan upah tak langsung merupakan unsur dari overhead pabrik maka akan dicatat sebagai biaya overhead pabrik.
Contoh 3: Pada bulan desember total gaji yang dibayar sebesar Rp 8.000.000 yang terdiri dari Tenaga kerja langsung 70%, Tenaga kerja tidak langsung 15%, bagian pemasaran 10% dan bagian administrasi 5%. Jurnal yang dibuat untuk transaksi di atas adalah sebagai berikut:
-
- Mencatat beban gaji yang masih harus dibayar untuk bulan desember
Beban Gaji Rp 8.000.000
Utang Gaji Rp 8.000.000
-
- Mencatat pembayaran gaji yang terhutang
Utang gaji Rp 8.000.000
Kas Rp 8.000.000
-
- Mencatat distribusi beban gaji
Barang Dalam Proses -tenaga kerja langsung Rp5.600.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp1.200.000
Beban Gaji Admnistrasi Rp400.000
Beban Gaji Penjualan Rp800.000
Beban Gaji Rp 8.000.0000
- Pencatatan Overhead Pabrik
BOP dapat dibebankan pada produk berdasarkan biaya sesungguhnya yang terjadi atau berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Baik pembebanan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi maupun berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka, biaya BOP harus dikumpulkan ke dalam akun produk dalam proses sebelum akhirnya membentuk atau termasuk dalam harga pokok produk selesai, dalam metode perpetual tidak diperlukan akun biaya pabrikasi. Fungsi akun digantikan oleh akun persediaan produk dalam proses yang disesuaiakan secara terus menerus.
Terdapat BOP sesungguhnya dan BOP dibebankan. BOP sesungguhnya mencatat BOP yang terjadi selama proses pengerjaan produk seperti bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan penyusutan mesin pabrik. Akun beban BOP dibebankan adalah pembebanan BOP ke harga pokok produksi yang dihitung berdasarkan tarif di tentukan di muka. Pada akhir periode saldo akun BOP dibebankan disesuaiakan ke akun BOP sesungguhnya untuk menentukan selesih BOP. apabila BOP dibebankan nilainya sama dengan BOP sesungguhnya maka tidak terjadi selisih BOP.
Contoh: Biaya overhead pabrik sesunggunya berupa penyusutan mesin pabrik sebesar Rp1.500.00, biaya listrik pabrik Rp250.000, biaya air pabrik Rp150.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas:
Biaya overhead pabrik (BOP) sesungguhnya Rp Rp 1.900.000
Beban penyusutan mesin pabrik Rp1.500.000
Beban listrik pabrik Rp250.000
Beban air pabrik Rp150.000
Contoh: BOP dibebankan pada proses produksi dengan tarif 120% tenaga kerja langsung
Jurnal Pencatatan BOP dibebankan:
Persediaan barang dalam proses Rp6.720.000
BOP yang dibebankan Rp6.720.000
- Pencatatan Barang Dalam Proses
Pada entitas manufaktur terdapat akun persediaan dalam proses, akun ini digunakan untuk mencatat harga pokok untuk unit barang yang belum selesai (100%). Pada metode perpetual, harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang masuk proses produksi dikumpulkan dalam satu akun persediaan dalam proses. Saldo akun ini selalu di update selalu continue.
Akun persediaan barang dalam proses xxx
Biaya bahan baku xxx
Biaya bahan tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx
- Pencatatan Penjualan Barang Jadi
Akun persediaan barang jadi di debit setiap ada transfer barang dari pabrik ke gudang barang jadi dan di kredit harga pokok produksi.
Contoh: 25 Desember 2018 barang jadi yang dihasilkan dan ditranfer ke gudang sebesar Rp15.625.000
Persediaan barang jadi Rp9.500.000
Persediaan barang dalam proses Rp9.500.000
- Pencatatan Penjualan Barang
Pada metode periodik hanya mencatat nilai penjualan tanpa diikuti pencatatan harga pokok barang yang dijual.
Contoh: Penjualan barang jadi sebesar Rp19.500.000, sedangkan harga pokok barang jadi yang terjual sebesar Rp15.625.000
Jawab:
Jurnal catatan penjualan adalah:
Kas Rp9.500.000
Penjualan Rp9.500.000
Beban pokok penjualan Rp9.500.000
Persediaan barang jadi Rp9.500.000
- Penyesuaian Akhir Periode Metode Periodik
Pencatatan persediaan metode perpetual tidak perlu dilakukan penyesuaian atas Persediaan bahan baku dan barang dalam proses.
- Jurnal Penutup
- Menutup akun penjualan dan beban-beban ke akun ikhtisar laba rugi
- Menutup akun ikhtisar laba rugi ke akun saldo laba