MUNCULNYA TANDA-TANDA RESESI GLOBAL 2023

Ketidakpastian ekonomi sudah berdampak pada perusahaan IT international. mereka terpaksa mengencangkan ikat pinggang untuk menghadapi badai resesi yang ditakutkan di tahun 2023 nanti.

Awal November lalu Elon musk  memberhentikan setengah karyawan Twitter, setelah  resmi Twitter menjadi miliknya. Hal ini dikarenakan Twitter mengalami kerugian $ 4 juta per hari. begitu juga Mark Zuckerberg sebagai CEO dia bertanggung jawab telah memecat 13 % karyawannya yang setara dengan 11.000 orang, hal ini dikarenakan Meta (dahulu dikenal facebook) mengalami penurunan pendapaatan yang signifikan.

RESESI

Berikut daftar Perusahaan teknologi yang terkena efek kondisi ekonomi yang tidak pasti sebelum datangnya badai resesi yang diramalkan akan datang di tahun 2023:

1.  Twitter

Akhir bulan Oktober 2022 Twitter resmi Dibeli oleh Orang terkaya di dunia yaitu Elon Musk. Dalam sebuah postingannya, Musk memberi pernyataan mengejutkan bahwa manajemen Twitter terpaksa memberhentikan setengah dari karyawannya yaitu berjumlah sekitar 3.700 pekerja dengan uang pesangon yang ditawarkan sejumlah gaji tiga bulan. Pemberhentian setengah pekerja tersebut dikarenakan Twitter mengalami kerugian $ 4 juta setiap harinya. Pada Catatan pendapatan terakhir saat kuartal Kedua tahun 2022 melaporkan turun 1 % jika dibandingkan dengan taun sebelumnya.

2.  Meta (Facebook)

13 Bulan terakhir  Mark Zuckerberg menderita kehilangan $ 100 milyar dan Sagam Perusahaan meta mengalami kemrosotan smpai 25%. Oleh karena itu Meta akan mengambil kebijakan yang sulit akan memotong jumlah pekerjanya sebanyak 13% atau kurang lebih 11.000 karyawan. karyawan yang dipecat akan menerima gaji pokok selama 16 minggu ditambah dengan dua minggu tambahan untuk setiap tahun masa kerja. Karyawan juga akan mendapatkan biaya kesehatan selama enam bulan.

Pemecatan tersebut sebagai upaya untuk merampingkan manajemen dan sebagai langkah efisiensi untuk memotong pengeluaran yang tidak diperlukan. Zuckerberg juga mengakui kesalahan kebijakan yang sebelumnya dengan merekrut tenaga kerja secara agresif sebagai upaya antisipasi pertumbuhan yang cepat setelah pandemi. namun hal tersebut tidak sesuai dengan prediksinya malah setelah lockdown pertumbuhan pemdapatan mulai goyah. Perdagangan online kembali ke trend yang menurun, perlambatan ekonomi yang menyebabkan prospek suram iklan online yang diperumit adanya Pembaruan kebijakan privasi IOS apple yang membatasi target iklan, dan meta berinvestasi besar-besar ke metaverse yang masih belum stabil serta pertumbuhan tik tok yang sudah menjadi pesaing yang harus diwaspadai.

3.  Lyft

Pada awal Bulan November 2022 perusahaan transportasi berbasis online ini mengumumkan akan memberhentikan 700 pekerjanya atau setara dengan 13 % dari total pekerjanya. bagi pekerja yang terkena  pemangkasan karyawan akan diberi kompensasi 10 Minggu gaji dan cakupan perawatan kesehatan sampai bulan April 2023. untuk pekerja yang sudang mengabdi lebih dari 4 tahun akan mendapatkan tambahan gaji sejumlah 4 minggu gaji.

4.  Stripe

Nilai internal perusahaan pembayaran online ini merosot drastis dari tahun lalu bernilai $ 95 milyar menjadi $ 74 milyar pada bulan Juli 2022. Keadaan tersebut diakibatkan dari meningkatnya tingkat inflasi global, kekhawatiran akan terjadinya resesi yang menjulang, suku bunga yang lebih tinggi, guncangan krisis energi, pengetatan anggaran investasi serta kelangkaan pendanaan awal.

Atas dasar tersebut, pada awal November CEO Patrick Collison melakukan kebijakan yang tertulis dalam sebuah memo kepada staf  yang berisi keterpaksaannya melakukan pemotoongan jumlah karyawan sebesar 14 % atau sejumlah sekitar 1.100 karyawan. Untuk yang terkenan PHK akan memberikan pesangon  sejumlah 14 minggu gaji.  bagi yang bekerja lebih lama akan ada penambahan pesangon. Perusahaan juga akan membayar uang tunai yang setara dengan enam bulan premi perawatan kesehatan.

5.  Coinbase

Pada bulan Juni, Perusahaan pembayaran online Cryptocurency ini mengumumkan pemotongan 18% karyawannya, yang berarti pengurangan sekitar 1.100 orang. menurut CEO Brian Armstrong, kebijakan berat tersebut karena pada tahun 2022, perusahaan telah kehilangan lebih dari 80% dari debut pasar sahamnya dan langkah tersebut sebagai upaya dalam menghadapi  kemungkinan resesi, untuk pengelolaan biaya dan pertumbuhan yang “terlalu cepat” selama pasar bullish. serta

Bagi mereka yang diberhentikan akan menerima pesangon minimal 14 minggu gaji ditambah 2 minggu tambahan untuk setiap tahun kerja lebih dari satu tahun. Mereka juga ditawari empat bulan asuransi kesehatan COBRA di AS, dan empat bulan dukungan kesehatan mental secara global.

6.  Shopify

Kejadian Ledakan e-comerce yang hanya berlangsung ketika  pandemi saja, mulai kearah normal ketika pandemi berakhir membuat CEO Tobi Lutke mengakui telah salah langkah dalam mengambil kebijakan. Hal ini membuat perusahaan sedang dilanda kemunduran yang lebih luas dalam pengeluaran online setelah pandemi bahkan harga saham perusahaan mencapai penurunan 78% pada tahun 2022.

Dari Keadaan tersebut membuat perusahaan marketplace ini mengambil kebijakan sulit pada bulan Juli yaitu akan memberhentikan 1.000 pekerja, yang setara dengan 10% dari karyawan globalnya. Bagi karyawan yang diberhentikan akan menerima pesangon 16 minggu gaji, ditambah satu minggu gaji untuk setiap tahun masa kerja di perusahaan.

7.  Netflix

Netflix mengumumkan dua putaran PHK. Pada bulan Mei 2022 150 pekerjaan sebagai akibat adanylayanan streaming dan Netflix melaporkan kehilangan pelanggan pertamanya dalam satu dekade. Pada akhir Juni, Netflix mengumumkan 300 PHK lagi. jadi total yang terkena imbah PHK yaitu 450 karyawan

Dalam sebuah pernyataan kepada karyawan, perusahaan mengatakan kebijakan tersebut merupakan tindakan penyesuaian agar dapat tumbuh yang sejalan dengan lambatnya pertumbuhan pendapatan karena tahun ini sahamnya turun sebanyak 58%.

8. Microsoft

Menurut laporan Axois dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa pada bulan Oktober Microsoft telah melepaskan 1 % karyawannya atau setara dengan 1.000 Karyawan. hal ini diduga kaibat dari seruan Microsoft yang menyatakan bahwa telah mengalami pertumbuhan pendapatan paling lambat dalam lebih dari lima tahun pada kuartal yang berakhir 30 September 2022.

9. Snap

Pada akhir Agustus, Snap mengumumkan telah memberhentikan 20% dari tenaga kerjanya, yang setara dengan lebih dari 1.000 karyawan. Dalam sebuah memo, CEO Snap bernama Evan Spiegel menyatakan bahwa perusahaan memerlukan restrukturisasi bisnis untuk menghadapi tantangan keuangan saat ini dan tingkat pertumbuhan pendapatan tahun ke tahun yang tidak sesuai dengan target yang diharapkan serta Snap juga telah kehilangan 80% nilainya di tahun 2022.

10. Robinhood

Perusahaan pialang ritel Robinhood memangkas 23% stafnya pada Agustus, setelah memangkas 9% tenaga kerjanya pada April 2022. Menurut CEO Robinhood bernama Vlad Tenev,  kebijakan tersebut diakibatkan dari kerusakan lingkungan makro dengan inflasi pada level tertinggi dalam 40 tahun terakhir dan disertai dengan kehancuran pasar crypto yang luas. Selain itu saham Robinhood turun lebih dari setengahnya pada tahun 2022.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*