BULL MARKET

Apa itu Bull Market

Bull Market jika diartikan ke dalam bahasa indonesia yaitu “Pasar Banteng”.  Bull market merupakan produk alami dari suatu pasar saham dimana kondisi pasar keuangan mengalami mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan harga saham menjadi meningkat.

Secara teknis Bull Market terjadi ketika pasar saham mulai bergerak naik hingga 20% atau lebih dari  harga terendah sebelumnya. Bull Market dalam arti yang lebih luas tidak mengacu pada harga saham saja tetapi dapat berupa sesuatu yang dapat diperdagangkan lainnya seperti seperti obligasi, real estat, mata uang, dan komoditas.

Memahami Bull Market

Bull Market biasanya ditandai dengan Optimisme, kepercayaan investor dan ekpektasi yang tinggi bahwa harga akan terus mengalami kenaikan hingga 20% atau lebih dari dari posisi terendah sebelumnya. Namun sangat sulit dalam memprediksi berapa lama keadaan ini akan terus berlanjut karena pasar saham dipengaruhi beberapa faktor yang sangat berperan atas tren tersebut misalnya efek psikologis dan spekualasi dari investor. Atas dasar situasi tersebut Bull Market dapat di Identifikasi setelah tanda-tanda diatas muncul.

Bull Market umumnya terjadi saat ekonomi sedang menguat atau saat sudah kuat. Hal ini cenderung terjadi sejalan dengan produk domestik bruto (PDB) yang kuat dan penurunan pengangguran serta sering kali bertepatan dengan kenaikan keuntungan perusahaan. Kepercayaan investor juga akan cenderung naik sepanjang periode Bull Market. Permintaan saham secara keseluruhan akan positif, seiring dengan keadaan pasar secara keseluruhan. Selain itu, akan ada peningkatan umum dalam jumlah aktivitas IPO selama Bull Market.

Penawaran dan permintaan sekuritas akan naik turun: penawaran akan melemah sementara permintaan akan menguat. Investor akan bersemangat untuk membeli sekuritas, sementara sedikit yang mau menjualnya demi  mendapatkan keuntungan.

Bull Market Vs Bear market

Berbeda dengan Bull Market yang diselimuti rasa optimisme, Bear market selalu diselimuti dengan pesimisme. Kata “Bear” yang berarti beruang dan kata “Bull” yang berarti banteng sering digunakan dalam istilah pasar saham. hal ini disebabkan karena cara menyerang kedua binatang tersebut, Ketika banteng menyerang sering menggunakan tanduknya yang diayunkan ke atas yang diumpakan seperti dari kurva saham yang meningkat sedangkan beruang ketika menyerang lawannya menggunakan cakar dengan mengayunkan ke bawah yang mengindikasikan seperti kurva  saham yang menurun. jadi saat tren sedang menaik sering disebut Bull market sedangkan ketika tren sedang turun sering disebut Bear market.

siklus pasar saham

Pasar bull and bear sering silih berganti dalam siklus ekonomi, yang terdiri dari empat fase: pemulihan, puncak, Resesi, dan Depresi. Permulaan Bull market sering menjadi indikator utama pemulihan ekonomi. Sentimen publik yang dihinggapi rasa optimisme mendorong harga saham dan pasar  bergerak naik dalam cakupan yang lebih luas mampu meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Demikian juga Bear market yang diawali dengan terjadinya Resesi ekonomi yang ditandai dengan jatuhnya pasar saham bahkan serung diikuti penurunan PDB.

History Bull Market di Bursa Saham Amerika

Berikut ini saat – saat dimana terjadinya periode panjang Bull Market di bursa saham amerika yaitu:

  • Periode Juni 1949 s/d Maret 1956 (82 bulan)

pada masa ini merupakan masa awal setelah perang dunia kedua. Harga saham S&P 500 mengalami kenaikan 267 % selama 86 bulan dengan menghasilkan keuntungan sebesar 20 %. peristiwa ini dipacu oleh barang-barang konsumen untuk generasi Baby Boom dan pasar ekspor yang kuat di dalam negeri Amerika sehingga dapat membantu pertumbuhan perusahaan. Bull Market ini berakhir terjadinya ketegangan internasional dan Fed yang menaikkan suku bunga yang mempengaruhi penurunan pasar.

  • Periode Oktober 2002 s/d Oktober 2007 (61 bulan)

Pada periode ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di sektor property yang diawali dengan kebijakan pemerintah federal dengan memangkas suku bunga secara drastis untuk tujuan mendorong investasi. Peristiwa ini dikenal denan The Housing Bubble atau The Housing Boom.  Lembaga keuangan yang mendorong pembiayaan rumah, investasi perumahan, dan bisnis penggadaian melakukannya dengan sangat baik.

Ketika suku bunga naik lagi  menyebabkan banyak peminjam mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran hingga menjadi faktor utama yang  menyebabkan krisis kredit sektor perumahan. Pada awal Oktober 2007 saham telah mencapai puncaknya yang merupakan Bull Market telah berakhir dan berganti Bear market diirining dengan fase resesi.

  • Periode Maret 2009 s/d Februari 2020 (132 bulan)

Periode merupakan metode Bull market terpanjang dalam sejarah di Bursa saham Amerika yaitu bertahan bertahan 131,4 bulan (hampir 11 tahun). Setelah terpuruk selama periode Resesi Besar (2007-09), S&P 500 naik lebih dari 400% setelah terendah 666 poin pada 6 Maret 2009. Pada 12 Februari 2020, Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi 29.551 poin. Keuntungan untuk S&P saja berjumlah lebih dari 18 triliun dollar dan selama periode pengangguran berada pada level terendah selama 40 tahun lamanya yaitu di bawah 4%.

Tapi hanya dalam jangka waktu sebulan saja, Dow kehilangan lebih dari 1/5 nilainya, turun sampai di bawah angka 19 ribu. S&P 500 serta Nasdaq hancur setelahnya. Penyebabnya adalah ketakutan yang meluas atas kerusakan ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh penyebaran virus COVID-19 baru secara global seperti tutupnya bisnis dan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Sumber:

Time.com, What is Bull Market

investopedia.com, Bull Market

Fool.com, Bull Market

ocbcnisp.com, Memahami siklus pasar ekonomi

investbro.id, apa itu bull market

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*