PIUTANG & PEMERIKSAAN PIUTANG

Definisi Piutang

  1. IAI (2020:299)
    Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan barang dan jasa secara kredit.
  2. Agoes Sukrisno (2018)
    Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.
    Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. 

Perkiraan-perkiraan yang dapat digolongkan Piutang

  1. Piutang usaha
  2. Wesel tagih
  3. Piutang pegawai
  4. Piutang bunga
  5. Uang muka
  6. Uang jaminan (refundable deposit)
  7. Piutang lain-lain
  8. Penyisihan piutang tak tertagih (Allowance for bad debts)

Tujuan Pemeriksaan/Audit Piutang

  • Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control-IC) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas. Berikut ciri-ciri internal control yang baik untuk perkiraan piutang:
    • Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan pencatatan.
    • Digunakan formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered), misalnya sales order, invoice, surat jalan, credit memo, kuitansi.
    • Digunakannya price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price list  atau setiap diskon yang diberikan harus mendapat persetujuan dari manajer keuangan/manajer pemasaran atau pihak yang berwenang.
    • Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account receivable subledger card) dan selalu di update
    • Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang
    • Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar.
    • Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya.
    • Retur penjualan dan penghapusan piutang wajib diotorisasi pejabat yang berwenang
    • Setiap pinjaman  yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi pejabat yang berwenang.
  • Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang dan penerima kas:
  • Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang, dan penerimaan kas
  • Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keontetikan) dari pada piutang
  • Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
  • Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable).
  • Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantum dalam mata uang asing sudah dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs rupiah BI pada tanggal neraca.
  • Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dilaporkan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan SAK.

Prosedur Pemeriksaan

  1. Pahami dan evaluasi IC atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
  2. Buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
  3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya. selain itu minta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain-lain, per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
  4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.
  5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
  6. Kirimkan konfirmasi piutang:
  7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
  8. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
  9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
  10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, lebih kurang 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal posisi keuangan. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca, kalau belum dikirim cari tau alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya
  11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.\
  12. Lakukan prosedur analisis terhadap piutang dan penjualan
  13. Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai dengan SAK
  14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa

 

LATIHAN AUDIT PIUTANG

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S.  2018. Auditing-Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (Buku 1 ed. 5). Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. 2016. Audit Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat.

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*