Sejarah Audit

Sejarah Dunia Pengauditan
Pengauditan dimulai pada era Kristen. Para antropolog menemukan catatan-catatan aktivitas pengauditan pada awal zaman Mesopotamia (sekitar 3000 SM). Pada saat itu juga terdapat aktivitas pengauditan di Tiongkok, Yunani dan Roma kuno. Dalam bahasa latin kata “auditor” diartikan sebagai seorang “pendengar” karena auditor di Roma mendengarkan pembayar pajak seperti petani dan memberikan pernyataan publiknya terkait hasil aktivitas bisnis dan beban pajak yang harus dibayarkan.
 

Juru Tulis di Zaman Kuno

Auditor telah ada pada zaman Tiongkok dan Mesir kuno. Para auditor pada zaman tersebut merupakan pengawas akun-akun milik Kaisar Tiongkok dan Raja Mesir. Sistem akuntansi pemerintahan dinasti Zhao (1046-221 SM) di Tiongkok termasuk proses penyusunan anggaran dan audit di seluruh lembaga pemerintahan. Mulai dari awal era dinasti di Mesir (3000 SM), para juru tulis (akuntan) merupakan salah satu profesi yang paling disegani dalam masyarakat dan pekerjaan juru tulis merupakan salah satu pekerjaan yang paling bergengsi.
Raja-raja Mesir dikenal sangat tegas pada para auditornya. Setiap ruang penyimpanan milik kerajaan menggunakan jasa dua orang auditor. Satu orang auditor bertugas menghitung barang-barang saat barang-barang tersebut tiba di pintu ruang penyimpanan, sementara auditor lainnya menghitung barang-barang setelah barang-barang tersebut disimpan. Pengawas akan memeriksa kedua catatan auditor tersebut. apabila terdapat perbedaan, kedua auditor tersebut akan dihukum mati.
Pembukuan sebagai suatu mekanisme pendukung untuk perhitungan laba atau kekayaan, atau sebagai sistem pendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan laba, pada dasarnya tidak diketahui pada zaman kebudayaan kuno seperti di Mesopotamia, Mesir, Yunani, atau Roma. Pengauditan di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris mulai dikenal pada tahun 1130. Selanjutnya walaupun negara-negara tersebut telah memiliki sistem ekonomi yang terbilang maju, pencatatan sejumlah fakta atau peristiwa ekonomi hanya terbatas pada pencatatan transaksi-transaksi secara terpisah yang mana tujuan satu-satunya adalah untuk mendukung penyimpangan jangka pendek dari para mitra dagang.
Pada saat itu, maksimalisasi rasional atas kekayaan atau laba tidak sesuai dengan budaya yang ada. Kekayaan bukan merupakan suatu fungsi dari kemampuan berwiraswasta atau trade-off antara biaya dan manfaat yang cukup memadai. Kekayaan hanya merupakan imbalan atas loyalitas seseorang kepada pemerintah atau imbalan atas kehidupan yang sesuai dengan prinsip dan norma agama dan moral.
Maksimalisasi Laba dan Pembukuan Ganda
Perilaku memaksimalkan laba muncul pada akhir abad pertengahan, seiring dengan munculnya pedagang-pedagang besar di Italia. Jual beli tidak lagi menjadi hal yang dilakukan oleh setiap wisatawan komersial, namun saat ini dikoordinasikan secara terpusat pada rumah-rumah dagang mewah di Venesia, Florensia atau Pisa. Oleh karena itu, komunikasi  menjadi suatu hal yang sangat penting. Bukan hal yang mengagetkan jika pada akhirnya pembukuan ganda pertama kali muncul di Italia melalui buku Summa De Arithmetica yang ditulis oleh Luca Pacioli pada tanggal 20 November 1494.
Praktik pengauditan modern dimulai pada awal pendirian perusahaan-perusahaan modern pada zaman Revolusi Industri. Pada tahun 1853, Society of Accountants didirikan di Edinburgh. Beberapa institusi lainnya juga muncul di Britania Raya yang kemudian bergabung menjadi Institute of Chartered Accountants pada tahun 1880 di Inggris dan Wales. Institusi berskala nasional ini merupakan pendahulu dari institusi-institusi lain yang bermunculan di negara-negara barat pada akhir abad ke-19, misalnya Amerika Serikat (pada tahun 1886) atau di Belanda (pada tahun 1895).
Perkembangan lebih lanjut adalah terkait pemisahan antara ketentuan modal dan manajemen, dan dalam kompleksitas perusahaan bersamaan dengan munculnya beberapa skandal keuangan (diantaranya skandal City of Glasgow Bank, tahun 1883, dan Afrikaansche Handels-vereeniging, tahun 1879), yang menyebabkan stabilnya perkembangan profesi dan regulasi audit. British Companies Art (1845-1862) merupakan model pengauditan di Amerika Serikat. Pernyataan pengauditan berkekuatan hukum pertama di Amerika Serikat diterbitkan pada tahun 1917.
Kondisi Ekonomi untuk Laporan Audit
Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mengalami perkembangan teknologi, perbaikan dalam bidang komunikasi dan transportasi, serta pemanfaatan pasar dunia yang sedang berkembang. Hal-hal tersebut menyebabkan cepatnya permintaan modal dari perusahaan-perusahaan yang dikelola langsung oleh pemiliknya melebihi gabungan sumber daya yang disimpan oleh para pemiliknya dan potensi penciptaan kekayaan dari perusahaan-perusahaan tersebut. oleh karena itu penting bagi industri untuk memanfaatkan dana yang ada di masyarakat secara keseluruhan. Hasilnya, terdapat pertumbuhan pasar sekuritas modern dan lembaga penjamin kredit yang melayani kebutuhan keuangan perusahaan-perusahaan besar berskala nasional dan international.
Aliran dana investor ke perusahaan-perusahaan dan seluruh proses alokasi sumber daya keuangan melalui pasar sekuritas menjadi sangat tergantung pada luasnya cakupan laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan. salah satu karakteristik yang paling penting dari perusahaan-perusahaan tersebut adalah fakta bahwa kepemilikannya hampir sepenuhnya terpisah dari manajemennya. Manajemen memiliki kendali atas sistem akuntansi. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disajikan bagi investor, namun juga memiliki kewenangan untuk menentukan bagaimana informasi-informasi tersebut disajikan.
Daftar Pustaka
Hayes, R., Wallage, P., dan Gortemaker, H. (2017). Prinsip-prinsip Pengauditan International Standards on Auditing (edisi ketiga). Jakarta: Salemba Empat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*