Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.
Pembangunan ekonomi adalah usaha untuk mengubah suatu perekonomian yang kurang maju, sangat tradisional, dan berpendapatan rendah menjadi suatu perekonomian yang modern yang mencapai taraf kemakmuran yang tinggi atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian seperti perkembangan pendidikan, perkembangan kemahiran tenaga kerja, perbaikan teknologi dan kenaikan taraf kemakmuran masyarakat.
 Pembangunan ekonomi hanya berlaku apabila pendapatan per kapita mengalami kenaikan secara berkepanjangan. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. Nilainya dihitung dengan membagi PNB dan PDB harga yang berlaku dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Apabila tingkat harga diberbagai negara disamakan dengan harga yang berlaku di Amerika Serikat, pendapatan perkapita yang dihitung mengikuti harga yang sama dinamakan pendapatan perkapita  PPP  (purchasing power parity).
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Perhitungan Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. Nilainya dihitung dengan membagi PNB atau PDB harga yang berlaku dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Apabila tingkat harga diberbagai negara disamakan dengan harga yang berlaku di Amerika Serikat, pendapatan perkapita yang dihitung mengikuti harga yang sama dinamakan pendapatan perkapita PPP (Purchasing Power Parity).
Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
1.         Tanah dan kekayaan alam lainnya
Kekayaan alam seperti luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi.
2.        Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
3.        Barang-barang modal dan tingkat teknologi
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Teknologi yang modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi. Apabila barang modal saja yang bertambah tetapi tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan ekonomi akan tercapai lebih rendah.
Perkembangan teknologi menimbulkan efek positif dalam pertumbuhan ekonomi. Efek yang utama antara lain:
  • Mempertinggi keefisienan kegiatan memproduksi suatu barang. Menurunkan biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi.
  • Menciptakan penemuan barang-barang baru
  • Meningkatkan mutu barang tanpa meningkatkan harganya
4.        Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang modern. Sikap yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain: sikap berhemat yang bertujuan untuk investasi, sikap yang menghargai kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan usaha, sikap yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.
Dalam sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah, luas tanah yang dimiliki petani kecil akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berusaha untuk menghapus hambatan-hambatan tersebut, misalnya menghapuskan kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah kepada petani yang tidak memiliki tanah,
Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencapai petumbuhan ekonomi adalah dengan memperluas fasilitas pendidikan dan meningktkan taraf pendidikan masyarakat.
Teori-teori pertumbuhan Ekonomi
1.         Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus dan John Stuart Mill. Teori ini menekankan tentang pentingnya faktor-faktor produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut antara lain: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
Faktor  yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah peranan tenaga kerja. Menurut teori ini tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pada mulanya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat pengembalian modal akan tinggi, pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Hal ini akan menimbulkan investasi baru, petumbuhan ekonomi terwujud. Apabila penduduk banyak, produktivitas akan menurun, kemakmuran akan menurun. Ekonomi tidak berkembang atau stationary state.
Teori yang menjelaskan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk adalah teori penduduk optimum.  Menurut teori ini pada mulanya pertambahan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang (law of diminishing returns) akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marjinal akan mengalami penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marjinal. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai kondisi yang maksimal. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah penduduk terus meningkat melebihi titik optimal, maka pertumbuhan penduduk akan menyebabkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi. 
2.        Teori Schumpeter
Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911, lalu pada tahun 1934 diterbitkan dengan berbahasa Inggris yang berjudul The Theory of Economic Defelopment. Kemudian Joseph Alois Schumpeter menggambarkan teorinya yang lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang berjudul Business Cycles pada tahun 1939.
Teori ini menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Schumpeter, yang lebih menarik dan lebih penting adalah kenaikan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh  inovasi yang dilakukan oeh para wiraswasta. Inovasi mempunyai tiga pengaruh, yang pertama adalah diperkenalkannya teknologi baru, yang kedua, inovasi menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting bagi akumulasi kapital. Yang ketiga, inovasi akan diikuti oleh timbulnya proses imitasi. Menurut Schumpeter ada lima (5) macam kegiatan yang termasuk sebagai inovasi, yaitu:
1)      Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada.
2)     Diperkenalkannya cara berproduksi baru.
3)     Pembukaan daerah-daerah pasar baru.
4)     Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.
5)     Perubahan organisasi industri sehingga meningkatkan efisiensi industri.
3.        Teori Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan oleh Roy F. Harrod (1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Mereka  menggunakan proses perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya dianggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-Domar.
Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut:
1)             Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
2)            Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional
3)            Rasio modal-produksi  (capital output ratio) tetap nilainya
4)            Perekonomian terdiri dari dua sektor
 Teori Harrod-Domar menganalsis persoalan keadaan yang bagaimana yang harus tercipta untuk menjamin agar perekonomian selalu mempunyai kesanggupan berproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dan penanaman modal.
Teori Hanrod-Domar pada hakekatn.ya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan bagi pertumbuhan yang mantap (steady growth). Menurut Harrod-Domar, pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran gang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa benikutnya perekonomian mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang. Sebagai tambahan, Harrod-Domar menganggap bahwa pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional tidak ditentukan oleh pertambahan kapasitas produksi masyarakat, tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat.
Walaupun kapasitas produksi bertambah, namun pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan baru akan tercipta bila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan masa sebelumnya.
4.        Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori ini dikembangkan oleh Abramovits dan Solow dimana pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi antara lain tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan penduduk dan tingkat pertumbuhan teknologi. Faktor yang paling penting menurut analisis Solow adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
Selanjutnya ahli ekonomi lain yang juga melakukan penyelidikan  adalah Denison. Studi Denison menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan keterampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Masalah pembangunan di negara berkembang
1.         Kegiatan pertanian masih tradisional dan produktivitasnya sangat rendah
2.        Kekurangan dana modal dan barang modal  (peralatan produksi) yang modern
3.        Peranan tenaga trampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh dibawah jumlah yang diperlukan
4.        Perkembangan penduduk pesat.
5.      Masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik sering terjadi. Masalah institusi terkait dengan perkembangan institusi keuangan modern dalam sistem bank, pendidikan, pemerintah guna mempercepat atau mempertinggi efisiensi pembangunan ekonomi. Faktor sosial budaya terkait dengan budaya masyarakat, cara hidup, berfikir yang masih tradisional. Terkait masalah politik, misalnya peperangan/konflik antar negara.
Kebijakan Mempercepat Pembangunan
1.  Kebijakan diversifasi kegiatan ekonomi. Kebijakan diversifikasi adalah kebijakan pemerintah untuk membangun perekonomian dengan cara mengembangkan kegiatan ekonomi di sektor yang baru dan lebih modern, seperti sektor pertambangan dan industri pengolahan, dan pengembangan penanaman komoditi ekspor seperti kelapa sawit dan karet.
2.        Mengembangkan infrastruktur
3.        Meningkatkan tabungan dan investasi
4.        Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
5.        Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan
6.        Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi
Daftar Pustaka
Sukirno, S. (2016). MakroEkonomi Teori Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*