Sejarah Lahirnya Praktik Akuntansi & metode Double Entry

A.      Sejarah Lahirnya Praktek Akuntansi
Praktik pencatatan akuntansi sudah dimulai sejak lama.  Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul American in Ancient Times (The Accounting Historian Journal Volume 12.1 (1985)) sebagai berikut:
Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu  (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih dari 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat kejelasannya.
Dalam artikel itu dijelaskan pada awal kerajaan Mesir itu, seoranga manajer bernama My mencatat transaksi hariannya dalam calamos reed (sejenis kulit). Disini My memiliki asisten telah bekerja secara efisien  dan dengan sistem yang dibuatnya ia mampu mengamati kapalnya yang mengangkut barang-barang dari tokonya melalui sungai Nil.
Pada tahun 32oo sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi simultan. Pertama koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan ke amplop. Jenis lainnya token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi cash (utang, piutang dan lain-lain) dengan transaksi noncash (persediaan, peralatan, tanah dll) (Mattessich, 1987:79).
Penemuan lain pada kerajaan Babylonia 2500 tahun yang lalu. Pada tahun 1893 ditemukan lagi oleh seorang yang melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dalam bentuk tablet yang dibuat 455 tahun sebelum masehi (Stevelinck, 1985). Bahan arkeologi ini dapat ditemukan di Museum Archeological Mesum of Constantinople, Museum University of Pennsylvania, University of Jena. Dan penulis yakin hal yang sama juga ditemukan dalam kebudayaan Cina, India, Mesopotamia, Sriwijaya,Majapahit, Mataram dan Persia.
Pendapat ini diperkuat lagi oleh Richard mattessich (1987) dalam artikelnya yang berjudul Prehistoric Accounting and The Problem of Representation: On recent archeological evidence of the middle east from 8000 BC to 3000 BC.
Penelitian arkeologi akhir-akhir ini menghasilkan pandangan revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaran, dan ideografi tulisan. Penemuan ini adalah sistem  pemrosesan data dalam clay tokens (sejenis koin yang terbuat dari bahan tanah liat) yang sederhana dan kompleks dari berbagai bentuk telah terkumpul dalam sebuah amplop tanah liat (clay envelops) untuk mengungkapkan secara simbolis nilai aset dan transaksi ekonomis. Nominal dari koin telah ditemukan oleh arkeolog sepanjang Fertle Crescent dengan berlapis-lapis yang merupakan benda yang dikeluarkan antara 8000-3100 sebelum Masehi. Setelah itu ditemukannya tablet dari tanah liat.
Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting, yaitu (Mattessich, 1987):
a. Penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahului perhitungan dan penulisan.
b.   Konsep penyajian laporan keuangan ternyata berkembang secara perlahan.
c.    Perhitungan angka muncul setelah melalui berbagai tahapan.
d. Dikenalnya eksistensi abstract input output principle 10.000 tahun yang lalu dan double entry 5.000 tahun yang lalu.
e.   Memperkenalkan validitas correspondence theory. Teori ini menjelaskan bagaimana bahasa menggambarkan realitas, kombinasi apa yang digunakan untuk menggambarkan realitas, bagaimana menyusun suatu kalimat untuk menggambarkan sesuatu dst.
B.      Sistem Pencatatan Akuntansi (Double Entry)
Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi lahir dari seorang pendeta Itali, yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venice. Menurut Ijiri (1996), Pacioli menjelaskan pencatatan transaksi perdagangan di Italia, dalam bab yang berjudul De Computis et Scripturis dengan double entry bookkeeping system. Persamaan akuntansi double entry bookkeeping adalah sebagai berikut:
Harta= Utang + Modal
Menurut Mattessich sistem double entry  sudah ada 5000 tahun yang lalu. Sementara itu, selama ini kita kenal bahwa penemu sistem double entry ini adala Lucas Pacioli. Sistem double entry accounting telah disepakati mula-mula “diterbitkan oleh Lucas Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 Bab yang terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia dengan judul Summa d’ Arithmetica, Geometria, Proportioni et proportionalita.
Mulanya akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya mengumpulkan pajak dari penduduk dan dana ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan negerinya dan untuk kepentingan pribadi. Laporan tentang pengutipan pajak itu disusun oleh staf-staf tuan tanah tadi sebagai pedoman baginya atau sebagian bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk. Catatan seperti ini juga dipergunakan oleh pedagang yang berniaga ke daerah /negeri lain. Catatan-catatan ini disimpan untuk satu strip dan setelah tiba kembali dari perdagangan maka diperhitungkan laba-rugi dari kegiatan perdagangan itu. Disamping itu cikal bakal akuntansi ini juga berasal dari lembaga awal perbankan yang mula-mula timbul abad ke-11 dan 12 di Italia. Lembaga ini juga sering memberikan pinjaman saudagar-saudagar yang berniaga ke negeri lain. Kegiatan bisnis ini tentu memerlukan catatan-catatan tentang kegiatan tersebut, khususnya catatan tentang laba-rugi sebagai dasar nantinya dalam pembagian laba rugi di antara para partner.
Lucas Pacioli dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang ditulis dibukunya berdasarkan pada metode yang digunakan di Venice, Italia yang telah berkembang sebelumnya. Bahkan ia sendiri mengaku melakukan penjiplakan dari bahan manuscript asli dari Venice (Siswanto dalam Harahap, 2013:33).
Pendapat mengenai penemu pertama akuntansi adalah Lucas Pacioli  diragukan. Buku yang diterbitkan selisih 2 tahun dengan pendaratan Sir Columbus dari Inggris di Benua Amerika, sebenarnya bukan buku akuntansi, tetapi lebih tepat merupakan buku matematika, dimana dalam pembahasan pembukuan berpasangan hanya sedikit disinggung pada bab yang berjudul particularis de Computis et Scripturis (Adnan yang dikutip Harahap, 2013:34)
a.         Littleton’s Antecedent
Menurut Littleton agar double entry muncul ke permukaan maka persyaratan harus dipenuhi, yaitu “materi” dan “bahasa”. Untuk kelompok materi, dimasukkannya kekayaan pribadi, modal, perdagangan dan kredit. Untuk bahasa dimasukkannya tulisan, uang dan perhitungan. Persyaratan ini belum dikenal sebelum Pacioli, inilah yang menyebabkan double entry accounting bookkeeping. Dia mengakui bahwa munculnya double entry accounting di Italia pada abad ke 13 disebabkan kondisi tersebut benar-benar ada (Vernon Kam, 1990) dan Khir (Harahap, 1991).
Dalam tulisan Littleton (1961) disebutkan, “It  is especially noteworthy that all characteristics of double entry were well develop more than one hundred years before Pacioli’s book appeared.”  Hal ini sejalan dengan pendapat Inoue (Harahap, 1993, 1995) yang menyatakan sebelum Pacioli Benedetto Cortrugli sudah menulis masalah double entry pada tahun 1458, 36 tahun sebelum terbit buku Pacioli (Harahap, 1995:22).
Pacioli berkontribusi karena telah membahas sistem pencatatan double entry bookkeeping ini ke dalam sebuah buku yang dapat dengan mudah dipelajari oleh masyarakat dan sebagai salah satu referensi pengembangan awal akuntansi modern.
b.        Beberapa penemuan Double Entry pre-Pacioli
Pencatatan sistem buku berpasangan dikembangkan dari persamaan aljabar oleh pemikir muslim ternama yaitu Al-Khawarizmi pada abad ke-9 Masehi. Al-Khawarizmi yang memberikan kontribusi besar bagi pengembangan matematika modern di Eropa, akuntansi modern untuk digunakan memecahkan persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai dengan Syariah yang ada di Al-Qur’an, perkara hukum dan praktik bisnis perdagangan.
Ilmuwan Eropa Leonardo Fibonacci da Pisa melakukan perjalanan ilmiahnya ke Timur Tengah, dialah yang mengenalkan angka Arab dan aljabar atau metode perhitungan ke Benua Eropa tahun 1202 melalui bukunya yang berjudul Liber Abacci serta memasyarakatkan penggunaan angka Arab dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pesatnya perkembangan tata buku berpasangan di Eropa sendiri dimulai tahun 1135 di Palermo, Sicily Italia yang menunjukkan pengaruh pencatatan pembukuan Arab(Triyuwono, 1997:9; Siswanto 2000) yang dikutip oleh Harahap (2013:37). Sehinga jelas bahwa selain bangsa Eropa yang belajar ke Timur Tengah, pedagang muslim pun tak kalah andil dalam menyiarkan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan beberapa sistem pencatatan perdagangan sebenarnya telah berkembang di Madinah Al munawarah pada tahun 622M atau bertepatan dengan 1 Hijriyah(Adnan, 1997). Petugas yang melakukan pencatatan dan pemeriksaan serta menjaga pencatatan disebut Diwan (yang mengalami morfologi bahasa menjadi Dewan). Diwan ini sudah ada pada zaman Khalifah Umar Ibnu Khattab pada tahun634 M dengan Baitul Maalnya. Istilah awal dalam pembukuan dikenal dengan Jarridah atau berkembang menjadi istilah dalam bahasa inggris Journal yang secara harfiah adalah Berita. Di Venice dikenal dengan sebutan Zornal (Martinelli, 1977 dalam Adnan 1997) yang dikutip oleh Harahap (2013:38).
Pada tahun 750 M, zaman pemerintahan Abbasiyah, jurnal dikembangkan lebih sempurna menjadi 12 jurnal khusus diantaranya: Al Jaridah Annafakat (Jurnal Pengeluaran atau Expenditure Journal), Jaridal al-Mal (Jurnal Penerimaan Dana atau Baitul Mal), Jaridah al-Musadarin (Jurnal dana sitaan dari harta petinggi negara), Al-Ajwaj yang mencatat akun-akun khusus atau buku jurnal pembantu, misalnya buku jurnah khusus piutang. Buku harian yang saat ini dikenal dengan Daily Book atau jurnal umum, sudah 15 abad yang lalu telah dikembangkan yaitu Daftar Al Yawmi’ah ini digunakan oleh Dewan dalam setiap pencatatan transaksi dengan pihak ketiga. Selain itu juga terdapat Ash Shad atau Voucher. Report dikenal dengan al khitmah yang bersifat bulanan, ada pula yang tahunan (Adnan, 1997, Siswanto, 2000) yang dikutip Harahap (2013:39).
Menurut sejarahnya kegiatan perdagangan sudah ada pemisahan pemilik seperti kisah Muhammad (sebagai mudhorib, pedagang, agen) dengan Khadijah (sebagai shohibul mal, pemilik). Selain itu ada perintah dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang mewajibkan dibuatnya pencatatan transaksi-transaksi yang belum tuntas seperti utang piutang. Surat Hud ayat 85 yang mewajibkan muslim untuk melakukan proses penakaran atau timbangan yang benar, yang pada prinsipnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yaitu reability dan verifiability dan untuk tujuan zakat. Perkembangan akuntansi dilanjutkan oleh filsuf Islam antara lain Imam Syafi’i (768-820) dengan menjelaskan fungsi akuntansi sebagai Review Book atau Auditing.
Sejarah perkembangan praktik akuntansi dengan teknik tata buku berpasangan banyak diduga oleh ahli akuntansi saat ini lahir dari peradaban bangsa Arab yang telah memiliki akidah diennul Islamiyah. Baru setelah itu banyak sekali teks Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, Italy, dan Spanyol  atau oleh bangsa Eropa lainnya  untuk dikembangkan sesuai dengan perkembangan peradapan masyarakatnya.
c.         Sistem Pembukuan
Sistem pembukuan menurut Belkaoui menjadi tiga yaitu:
1.         Single entry
2.        Double entry
3.        Triple entry
Keunggulan single entry antara lain:
1)      Pencatatan transaksi dan penyimpanan cukup sederhana dan tidak memerlukan keahlian khusus
2)      Biaya untuk menggunakan sistem ini cukup minimal
3)   Untuk menyusun laporan keuangan yang hanya untuk keperluan perpajakan atau kredit sederhana.
Kelemahan single entry antara lain:
1)  Terdapat kesulitan dalam melakukan pengecekan validitas dan akurasi pencatatan dan pembukuan dalam neraca percobaan.
2)   Adanya kemungkinan data dan informasi yang hilang sewaktu menyusun laporan keuangan.
3)   Dibutuhkan upaya yang rumit dalam melakukan analisis transaksi dalam menyusun laporan keuangan.
4)    Tidak dapat memberikan sistem yang baik untuk peningkatan pengawasan intern perusahaan.
Metode single entry berkembang menjadi double entry dan triple entry accounting system.
L
        Kunjungi juga link dibawah yach

Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi
Sejarah Akuntansi di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S. S. (2013). Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Express

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*